Show simple item record

dc.contributor.authorNurwahyu Hidayati
dc.date.accessioned2013-12-04T07:19:16Z
dc.date.available2013-12-04T07:19:16Z
dc.date.issued2013-12-04
dc.identifier.nimNIM080110201058
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3971
dc.description.abstractRitual Entas-entas adalah ritual selamatan terakhir bagi orang yang meninggal dunia. Ritual Entas-entas tidak sepopuler Kasada atau Karo, karena upacara ini tidak sering dilaksanakan. Ritual ini diselenggarakan jika terdapat orang meninggal, dan dalam menyelenggarakannya membutuhkan biaya besar. Tujuan penelitian ini yaitu: (1) mendeskripsikan formula mantra ritual Entas-entas pada masyarakat Tengger dan pengaruhnya dalam kehidupan sosial masyarakat Tengger, (2) mendeskripsikan fungsi mantra dalam ritual Entas-entas dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial masyarakat Tengger, (3) mendeskripsikan mitos pemanggilan arwah leluhur dalam ritual Entas-entas, (4) mendeskripsikan eksistensi ritual Entas-entas sebagai identitas masyarakat Tengger dalam berdialektika dengan kontrol agama dan negara. Dalam penelitian ini, diperoleh dari data-data yang bersumber dari sumber primer dan sekunder, dengan menggunakan metode kualitatif, yang memfokuskan penelitian pada mantra dan tata cara upacara dalam ritual Entas-entas. Pendekatan etnografi digunakan untuk menjelaskan potensialisasi mantra dan ritual Entasentas, dalam aktualisasi dengan masyarakat pendukungnya. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Sumberanom, Ledokombo, Wonokerso Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo. Analisis unsur kelisanan formula dan ekspresi formulaik dalam ritual Entas-entas diperoleh, bahwa dalam mantra Mekakat Resik atau mantra Pangresikan, dapat diketahui adanya formula repetisi tautotes, formula repetisi anafora, dan formula epistrofa. Analisis formula dalam mantra Menyan, dapat diketahui adanya formula repetisi pararelisme sintaksis, formula repetisi tautotes, formula konkatenasi, dan formula repetisi epistrofa. Analisis formula dalam mantra Padupan, dapat diketahui adanya formula pararelisme sintaktis, dan formula repetisi tautotes. Analisis formula dalam mantra Kayopan Alit dapat diketahui adanya formula pararelisme sintaktis, formula repetisi tautotes, dan formula repetisi anafora. Analisis formula dalam mantra Gubahan Klakah dapat diketahui adanya formula pararelisme sintaktis, formula repetisi tautotes, formula repetisi anafora, dan formula repetisi epistrofa. Analisis dalam mantra Pamit dapat diketahui terdapat formula pararelisme sintaktis, dan formula repetisi tautotes. Fungsi mantra dalam ritual Entas-entas kepada masyarakat yaitu (1) sebagai sebuah bentuk hiburan, bahwa fungsi hiburan dalam ritual Entas-entas yaitu dapat memberikan ketentraman pada keluarga dan ketenangan batin jika telah melaksanakannya. (2) sebagai alat pengesahan pranata-pranata atau lembaga-lembaga kebudayaan, bahwa keberadaan ritual Entas-entas pada masyarakat Tengger dilakukan oleh anggota kolektifnya, misalnya melalui keluarga, tetangga, kerabat terdekat, dukun atau kepala adat dan pemerintah setempat. (3) sebagai alat pendidikan anak, bahwa mantra dalam ritual Entasentas secara umum memberikan pendidikan tentang tradisi leluhur kepada anak agar tetap melaksanakan dan melestarikan tradisi leluhurnya. (4) sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat selalu dipatuhi anggota kolektifnya, bahwa dalam ritual Entas-entas norma-norma yang disampaikan melalui teks mantra yang berfungsi untuk meluruskan tingkah laku masyarakat. Mitos dalam ritual Entas-entas dapat menghindarkan masyarakat dari walat misalnya berupa penyakit, gagal panen, dan meletusnya Gunung Bromo. Identitas Tengger memiliki perbedaan dengan masyarakat Using Banyuwangi, masyarakat Tana Toraja, masyarakat Jawa, dan masyarakat Bali. Keberadaan ritual Entas-entas dengan kontrol agama setempat, yaitu dilaksanakan oleh masyarakat Tengger melalui peran dukun yang dianggap orang suci dan dihormati, sebagai pemimpin ritual pada ritual Entas-entas yang dianggap sebagai ritual sakral. Keberadaan ritual Entas-entas dengan kontrol pariwisata Gunung Bromo, yaitu ritual Entas-entas menjadi salah satu bagian dari kekayaan budaya Tengger, akan tetapi keberadaannya kurang terkenal di masyarakat. Untuk saat ini, objek pariwisata di Gunung Bromo hanya terfokus pada upacara Kasada dan Karo yang selalu diminati oleh wisatawan pada setiap pelaksanaannya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries080110201058;
dc.subjectENTAS-ENTASen_US
dc.titleMANTRA DALAM RITUAL ENTAS-ENTAS: MITOS DAN IDENTITAS MASYARAKAT TENGGERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record