Show simple item record

dc.contributor.authorFiqih Nur Hakiki
dc.date.accessioned2013-12-04T03:05:18Z
dc.date.available2013-12-04T03:05:18Z
dc.date.issued2013-12-04
dc.identifier.nimNIM090210101026
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3512
dc.description.abstractDalam dunia pendidikan, pemilihan pendekatan dan model pembelajaran yang tepat adalah suatu hal yang harus diperhatikan. Pemilihan pendekatan yang tepat akan memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran. CORE merupakan model pembelajaran dengan metode diskusi yang berlandaskan pada teori konstruktivisme yang bertujuan mengaktifkan dan mengembangkan nalar siswa. Dengan pendekatan kontekstual, pembelajaran bisa lebih bermakna bagi siswa karena pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan. Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa model pembelajaran CORE dengan pendekatan kontekstual ini sangat cocok apabila dikemas secara rapi dalam pembelajaran. Perangkat yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa 4 buah RPP, 4 buah LKS, sebuah Buku Siswa, dan sebuah THB. Model pengembangan perangkat yang digunakan beracuan pada model 4-D. Berdasarkan hasil penilaian dan validasi, perangkat pembelajaran direvisi dan hasilnya disebut Draft 2 yang layak untuk diujicobakan. Uji Coba perangkat pembelajaran dilaksanakan di SMA Negeri 1 Situbondo pada tanggal 9 September hingga 17 September 2013. Hasil uji coba digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki kualitas perangkat pembelajaran dan hasilnya disebut draft 3 (produk). Dari hasil validasi perangkat pembelajaran diperoleh koefisien validitas RPP, LKS, THB, dan Buku Siswa berturut-turut adalah 0,83; 0,78; 0,75; dan 0,78. Hasil viii analisis reliabilitas THB diperoleh nilai  = 0,61 dengan kategori “tinggi”. maka, instrumen THB tersebut dapat dikatakan reliabel artinya memiliki keajegan yang tinggi untuk digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar siswa. Perangkat pembelajaran dikatakan valid atau layak karena skor atau koefisien validitasnya lebih dari 0,60 yang berarti koefisien validitas tinggi atau sangat tinggi. Hal ini menunjukkan perangkat pembelajaran tersebut valid. Hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada pertemuan pertama sampai pertemuan keempat, berturut-turut adalah 89,74%, 97,43%, 93,20%, dan 97,43%. Hal ini menunjukkan perangkat pembelajaran tersebut telah memenuhi kriteria kepraktisan. Tingkat efektifitas perangkat pembelajaran diperoleh dari rekapitulasi hasil persentase aktivitas siswa, angket respon siswa, dan THB. Dari hasil aktivitas siswa pada pertemuan pertama sampai pertemuan keempat berturut-turut adalah, 89,23%, 86,28%, 91,15%, 89,74%. Maka aktivitas siswa yang diamati selama pembelajaran dikatakan baik. Sedangkan dari analisis angket yang telah diisi oleh 30 siswa diperoleh bahwa lebih dari 80% siswa menunjukkan respon positif terhadap pembelajaran matematika dengan model CORE dengan pendekatan kontekstual. Hasil analisis hasil belajar siswa yang terdiri dari segi kogintif yang berupa THB dan segi afektif yang berupa aktivitas siswa terhadap 30 siswa di kelas XI IPA 5 adalah 90% siswa (27 siswa) mendapat nilai di atas 75 dan hanya 10% siswa (3 siswa) mendapat nilai di bawah 75. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat memahami materi yang telah diajarkan dengan menggunakan model CORE dengan pendekatan kontekstual. Jadi dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran tersebut telah memenuhi kriteria keefektifan. Sehingga dapat disimpulkan pembelajaran matematika model CORE dengan pendekatan kontekstual materi peluang ini dikatakan baik karena telah memenuhi standar rata-rata ketuntasan hasil belajar dan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat dikatakan valid, efektif, dan efisien.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries090210101026;
dc.subjectModel ‘CORE’en_US
dc.titlePENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MODEL ‘CORE’ (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL POKOK BAHASAN PELUANG UNTUK SISWA SMA KELAS XIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record