Show simple item record

dc.contributor.authorSisiliana Rahmawati
dc.date.accessioned2013-12-03T09:44:43Z
dc.date.available2013-12-03T09:44:43Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM082310101029
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3213
dc.description.abstractAutis adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks terkait dengan komunikasi, aktivitas imajinasi, dan interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia dalam bentuk tindakan-tindakan berdasarkan nilai-niai atau norma sosial yang berlaku dimasyarakat yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi dan hubungan tetap yang pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Anak penyandang autis mempunyai gangguan dalam bidang interaksi sosial, yaitu tidak tertarik untuk bermain bersama teman, lebih suka menyendiri, tidak ada atau sedikit kontak mata atau menghindar untuk bertatapan, senang menarik tangan orang lain untuk melakukan apa yang diinginkan. Interaksi sosial merupakan kesulitan yang nyata bagi anak autis untuk melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya. Adanya gangguan dalam interaksi sosial pada anak autis dapat mempengaruhi aspek dalam belajar dan perilaku. Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan juga memiliki peran sebagai pemberi asuhan keperawatan pada anak baik sehat maupun sakit. Perawat dapat membantu anak melakukan interaksi sosial yang lebih terarah melalui suatu metode. Metode untuk penanganan dini yang dapat diberikan pada anak autis yang mengalami gangguan dalam interaksi sosial salah satunya dengan metode ABA (Applied Behaviour Analysis). Metode ABA, khususnya kemampuan bersosialisasi dapat membantu mereka mempelajari keterampilan sosial dasar seperti memperhatikan, mempertahankan kontak mata, dan dapat membantu mengontrol masalah perilaku. Dasar dari metode ini adalah menggunakan pendekatan teori behavioral, pada tahap awal menekankan pada kepatuhan, keterampilan anak dalam meniru, dan membangun kontak mata. Anak dapat berlatih berkomunikasi, berbicara, bahasa, dan melakukan interaksi sosial. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh metode ABA: kemampuan bersosialisasi terhadap kemampuan interaksi sosial anak autis di SLB TPA Kabupaten Jember. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperimental dengan rancangan pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 18 orang dengan menggunakan total sampling. Sampel akhir dalam penelitian sejumlah 15 orang. Data analisis dengan uji statistik wilcoxon match pair test untuk mengetahui perbedaan kemampuan interaksi sosial sebelum dan setelah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan interaksi sosial anak autis setelah diberikan perlakuan metode ABA: kemampuan bersosialisasi. Kemampuan interaksi sosial sebelum perlakuan pada kategori kurang sebanyak 10 anak (66,7%), kemudian setelah dilakukan perlakuan berkurang menjadi 5 anak (33,3%). Pada kategori cukup jumlah anak sebelum diberikan perlakuan sejumlah 5 anak (33,3%), kemudian setelah diberikan perlakuan naik menjadi 8 anak (53,3%). Pada kategori baik tidak ada anak yang terdapat pada kategori ini, tetapi setelah diberikan perlakuan jumlah anak pada kategori baik meningkat menjadi 2 anak (13,3%). Berdasarkan hasil uji wilcoxon match pair test, diperoleh hasil bahwa p value (0,008) < α (0,05). Dengan demikian hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada pengaruh metode ABA: kemampuan bersosialisasi terhadap kemampuan interaksi sosial anak autis di SLB TPA Kabupaten Jember.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082310101029;
dc.subjectKEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DI SLB TPA (TAMAN PENDIDIKAN DAN ASUHAN) KABUPATEN JEMBERen_US
dc.titlePENGARUH METODE ABA (APPLIED BEHAVIOUR ANALYSIS): KEMAMPUAN BERSOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DI SLB TPA (TAMAN PENDIDIKAN DAN ASUHAN) KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record