Show simple item record

dc.contributor.authorMochamad Faliqul Ishbah
dc.date.accessioned2013-12-03T07:56:40Z
dc.date.available2013-12-03T07:56:40Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM082010101019
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3108
dc.description.abstractKanker hati adalah tumor ganas yang menyebabkan kerusakan bentuk dan fungsi organ hati (Depkes RI, 2006). Penemuan suatu agen pencegah kanker yang berasal dari alam kian diminati oleh masyarakat karena bahan alam tidak berbahaya bagi tubuh mengingat terapi kanker yang selama ini memiliki efek samping yang sangat berbahaya terhadap tubuh kita. Untuk itu diperlukan suatu usaha dalam rangka menggali potensi alam khususnya di Indonesia sebagai alternatif pengobatan kanker terutama sebagai agen kemopreventif (Molteni, 1995). Salah satu komponen yang terdapat dalam kedelai yang bersifat anti kanker yaitu isoflavon. Mekanisme anti kanker dari isoflavon adalah menghambat aktivitas enzim penyebab kanker, aktivitas anti oksidan dan meningkatkan fungsi kekebalan sel (Koswara, 2006). Berdasarkan hal tersebut, kedelai berpotensi sebagai agen kemopreventif baru untuk kanker hepar, maka dilakukan penelitian ilmiah lebih lanjut untuk mengetahui apakah sari kedelai ( Glycine max L.) mempunyai pengaruh terhadap apoptosis sel kanker hepar pada tikus wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi 7,12-Dimetilbenz (a)antrasen (DMBA. Jenis penelitian ini adalah true experimental laboratories (Pratiknya, 2003) dengan desain Post Test Only Control Group Design. Sebanyak 25 sampel dikelompokkan dengan menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) (Notoatmodjo, 2002) menjadi 5 kelompok, yaitu kontrol negatif (pur dan aquadest) dan kontrol positif (DMBA), P kedelai dosis 10 mg/hari), dan P 3 1 (sari kedelai dosis 5 mg/hari), P (sari kedelai dosis 20 mg/hari). 2 (sari Data hasil penelitian didapatkan rerata kelompok K- adalah 15,60 dan kelompok K+ adalah 23,80. Sedangkan untuk kelompok P rerata sebesar 26,80 kemudian untuk kelompok P 2 rerata sebesar 29,80 dan kelompok P ix 1 rerata sebesar 45,60. Berdasarkan penelitian ini sari kedelai ( Glycine max L.) terbukti mempunyai pengaruh terhadap apoptosis sel kanker hepar, yaitu dapat meningkatkan apoptosis sel kanker hepar pada tikus wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi DMBA dan didapatkan adanya pengaruh pemberian dosis sari kedelai terhadap apoptosis sel kanker hepar yang paling efektif dalam penelitian ini adalah sebesar 20 mg/hari.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082010101019;
dc.subjectSEL KANKER HEPAR PADA TIKUS WISTAR PENGARUH SARI KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP APOPTOSIS SEL KANKER HEPAR PADA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus YANG DIINDUKSI YANG DIINDUKen_US
dc.titlePENGARUH SARI KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP APOPTOSIS SEL KANKER HEPAR PADA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus YANG DIINDUKSI YANG DIINDUKSI 7,12-Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA) SKRIPSI Oleh Mochamad Faliqul Ishbah NIM 082010101019 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2012 L.) TERHADAP APOPTOSIS Rattus norvegicus) )antrasen (DMBen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record