Show simple item record

dc.contributor.authorAYU ROESMAWATI
dc.date.accessioned2013-12-03T01:52:19Z
dc.date.available2013-12-03T01:52:19Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM090210402016
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2618
dc.description.abstractPenelitian ini didasari dengan adanya keunikan dalam penamaan kelurahan di Kota Probolinggo. Cerita rakyat yang hidup di lingkungan masyarakat yang menjadi dasar penyusunan penamaan tempat khususnya di Kota Probolinggo. Sistem penamaan kelurahan di Kota Probolinggo mengandung nilai kebudayaan yang dapat memberikan pemahaman tentang hidup masyarakat lampau sebagai cerminan masyarakat sekarang. Dalam penamaan kelurahan di Kota Probolinggo terdapat fungsi yang berdasarkan tradisi lisan. Dengan demikian, penelitian ini sangat berpotensi untuk menerangkan sistem penamaan sehingga dapat mengajarkan kepada masyarakat untuk melestarikan bahasa, sastra, dan budaya daerahnya masing-masing. Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: (1) asal-usul nama kelurahan di Kota Probolinggo, (2) nilai budaya yang terkandung dalam nama kelurahan di Kota Probolinggo, (3) fungsi nama kelurahan di Kota Probolinggo berdasarkan tradisi lisan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan, teknik wawancara, teknik pencatatan, dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Prosedur penelitian ini ada tiga tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian. Hasil pembahasan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa asal-usul penamaan kelurahan di Kota Probolinggo berdasarkan 1) nama tumbuhan yaitu pada ix Kelurahan Jati, Kelurahan Pakistaji, Kelurahan Triwung Lor, Kelurahan Triwung Kidul, Kelurahan Pilang, dan Kelurahan Ketapang. Kelurahan tersebut memberikan nama daerahnya berdasarkan tumbuhan yang hidup sebelum daerah tersebut menjadi sebuah permukiman; 2) nama jabatan/pangkat yaitu pada Kelurahan Kademangan, kelurahan tersebut memberikan nama daerahnya berdasarkan jabatan/pangkat tokoh masyarakat yang dipanuti; 3) nama tokoh yaitu pada Kelurahan Kareng Lor, kelurahan tersebut memberikan nama daerahnya berdasarkan tokoh masyarakat yang dipanuti dan memiliki jasa kepada daerahnya, 4) nama setting sejarah yaitu pada Kelurahan Sukabumi, Kelurahan Mangunharjo, Kelurahan Sukoharjo, Kelurahan Pohsangit Kidul, Kelurahan Jrebeng Kidul, Kelurahan Jrebeng Kulon, Kelurahan Jrebeng Wetan dan Kelurahan Jrebeng Lor. Kelurahan tersebut memberikan nama daerahnya berdasarkan sejarah lokal yang memberikan dampak kepada perkembangan daerah tersebut; 5) nama mata pencaharian masyarakat yaitu pada Kelurahan Mayangan, kelurahan tersebut memberikan nama daerahnya berdasarkan mata pencaharian yang dominan di masyarakatnya, 6)sosio-kultural yaitu pada Kelurahan Kanigaran, Kelurahan Tisnonegaran, dan Kelurahan Kedopok. Kelurahan tersebut memberikan nama daerahnya berdasarkan hasil interaksi masyarakat sehingga nama daerah tersebut berasal dari kebiasaan masyarakat; dan 7)rupa bumi yaitu pada Kelurahan Wiroborang, Kelurahan Kebonsari Kulon, Kelurahan Kebonsari Wetan, Kelurahan Curah Grinting, Kelurahan Wonoasih, Kelurahan Sumber Taman, Kelurahan Kedunggaleng, Kelurahan Kedungasem, dan Kelurahan Sumber Wetan. Kelurahan tersebut memberikan nama berdasarkan bentuk kontur tanah atau keadaan rupabumi di daerahnya. Nilai kebudayaan yang terkandung dalam nama-nama kelurahan di Kota Probolinggo yaitu 1) nilai gotong-royong yaitu pada Kelurahan Wiroborang, Kelurahan Sukabumi, Kelurahan Mangunharjo, Kelurahan Sukoharjo, Kelurahan Wonoasih, Kelurahan Kedunggaleng, Kelurahan Jrebeng Kidul, Kelurahan Jrebeng Kulon, Kelurahan Jrebeng Wetan, Kelurahan Jrebeng Lor, dan Kelurahan Kedopok. Dalam sistem penamaan kelurahan tersebut terkandung nilai gotongroyong masyarakat dalam membangun daerahnya yang lebih baik dan maju; 2) nilai x kasih sayang yaitu pada Kelurahan Kanigaran, Kelurahan Tisnonegaran, Kelurahan Kedungasem, dan Kelurahan Kademangan. Dalam sistem penamaan kelurahan tersebut terkandung nilai kasih sayang masyarakat kepada daerahnya; 3) nilai cinta lingkungan yaitu pada Kelurahan Mayangan dan Kelurahan Sumber Wetan. Dalam sistem penamaan kelurahan tersebut terkandung nilai cinta lingkungan yang digambarkan pada sikap masyarakat merawat , melestarikan, dan memanfaatkan lingkungannya; 4) nilai keindahan alam yaitu pada Kelurahan Sumber Taman, dalam sistem penamaan kelurahan tersebut terkandung nilai keindahan alam yang digambarkan pada masyarakat menghargai keindahan daerahnya; 5) nilai pemanfaatan lingkungan yaitu pada Kelurahan Jati, Kelurahan Kebonsari Wetan, Kelurahan Kebonsari Kulon, Kelurahan Pakistaji, Kelurahan Triwung Lor, Kelurahan Triwung Kidul, Kelurahan Pilang, dan Kelurahan Ketapang. Dalam sistem penamaan kelurahan tersebut terkandung nilai pemanfaatan lingkungan yang digambarkan pada sikap masyarakat mengelola lingkungan daerahnya menjadi sebuah permukiman agar memiliki manfaat yang maksimal; 6) nilai kepercayaan diri yaitu pada Kelurahan Pohsangit Kidul yang digambarkan pada masyarakatnya yang mempercayai apa yang dipahaminya, dan 7) nilai keteguhan diri yaitu pada Kelurahan Curah Grinting dan Kelurahan Kareng Lor.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries090210402016;
dc.subjectSistem Penamaan Kelurahanen_US
dc.titleSISTEM PENAMAAN KELURAHAN DI KOTA PROBOLINGGO (KAJIAN TRADISI LISAN)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record