Show simple item record

dc.contributor.authorRiezki Dwianggraini Wahyudi
dc.date.accessioned2013-12-02T10:58:42Z
dc.date.available2013-12-02T10:58:42Z
dc.date.issued2013-12-02
dc.identifier.nimNIM081610101102
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2510
dc.description.abstractPenyakit periodontal banyak diderita oleh manusia hampir di seluruh dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Menurut hasil survei kesehatan gigi dan mulut di Jatim tahun 1995, penyakit periodontal terjadi pada 459 orang diantara 1000 penduduk dan lebih banyak di pedesaan daripada perkotaan. Di Indonesia penyakit periodontal menduduki urutan ke dua utama yang masih merupakan masalah di masyarakat. Porphyromonas gingivalis (P. gingivalis) adalah bakteri gram negatif anaerobik yang merupakan etiologi utama pada perkembangan dan peningkatan periodontitis, khususnya pada periodontitis kronis. Penyakit periodontal ini bisa dicegah dengan cara mengurangi timbulnya plak pada gigi, salah satunya adalah dengan menggunakan obat kumur. Pembuatan obat kumur ini bisa dengan menggunakan tumbuhan tradisional yaitu daun sirih merah dan daun sirih hijau. Kedua daun sirih tersebut diketahui memiliki efek antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektifitas antibakteri antara ekstrak daun sirih merah (piper crocatum) dan ekstrak daun sirih hijau (piper betle l) terhadap P. gingivalis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post test only control group design yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan Laboratorium MIPA Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan metode difusi sumuran dengan jumlah sampel sebanyak 24 sampel yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok pertama yang diberi ekstrak daun sirih merah, kelompok kedua diberi ekstrak daun sirih hijau, dan kelompok ketiga diberi aquadest steril. Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 ix o C. Setelah itu dilakukan pengukuran diameter zona hambat dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengamatan tersebut kemudian dilakukan uji analisis statistik, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, serta uji homogenitas Levene test. Setelah itu dilanjutkan dengan uji One Way Anova dan uji Tukey HSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata diameter zona hambat pada ekstrak daun sirih hijau adalah paling besar dengan rata-rata diameternya 22,5613 mm dan standard deviasinya 2,80705. Sedangkan rata-rata diameter zona hambat ekstrak daun sirih merah lebih kecil dari pada ekstrak daun sirih hijau dan lebih besar dari pada aquadest. Berdasarkan hasil uji One Way Anova, rata-rata diameter zona hambat pada ekstrak daun sirih merah, ekstrak daun sirih hijau, dan aquadest adalah berbeda secara signifikan dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirih hijau memiliki efektifitas antibakteri yang lebih besar daripada ekstrak daun sirih merah terhadap P. gingivalis.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081610101102;
dc.subjectEKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) DAN EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) TERHADAPen_US
dc.titlePERBEDAAN EFEKTIFITAS ANTIBAKTERI ANTARA EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) DAN EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) TERHADAP Porphyromonas gingivalisen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record