Show simple item record

dc.contributor.authorTENIA KURNIAWATI
dc.date.accessioned2014-01-26T22:59:12Z
dc.date.available2014-01-26T22:59:12Z
dc.date.issued2014-01-26
dc.identifier.nimNIM040210302083
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/24508
dc.description.abstractGKJW Jemaat Mojowarno adalah gereja tertua ketiga di Jawa Timur setelah Ngoro dan Wiyung. GKJW Jemaat Mojowarno berada dalam lingkaran masyarakat yang mayoritas muslim. GKJW Jemaat Mojowarno selalu mengalami perkembangan yang sangat pesat. GKJW Jemaat Mojowarno mempunyai tradisi yang unik dan tidak terdapat di tempat yang lain yaitu dalam perayaaan upacara Unduh-unduh yang dilaksanakan secara meriah. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah: (1) Bagaimana proses tumbuh dan berkembangnya Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Mojowarno sebelum di dewasakan, (2) Bagaimana perkembangan Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Mojowarno setelah di dewasakan dan kemandiriannya sebagai Gereja dewasa penuh pada tahun 1923-1981. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat langkah, yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Hasil dari penelitian ini mengambarkan bahwa GKJW Jemaat Mojowarno mengalami perkembangan yang sangat pesat karena seringnya mendapat pendeta utusan dari Nederlansch Zendeling Genotsch (NZG). Pendeta utusan dari NZG mampu menata masyarakat GKJW Jemaat Mojowarno untuk mencukupi kebutuhannya sendiri dan menggali kemampuannya sendiri. Perkembangan GKJW Jemaat Mojowarno dapat dilihat dari jumlah warga GKJW Jemaat Mojowarno yang selalu mengalami perkembangan yang cukup baik. Selain itu hasil dari persembahan yang diterima oleh gereja juga mengalami pekembangan vii yang cukup baik. Dalam hal pelayanan yang dilakukan oleh komisi-komisi gereja juga selalu mengalami perkembangan hal ini berdampak pada kebutuhan tenaga pelayan gereja yang meningkat. Angka terendah dalam sejarah perkembangan GKJW Jemaat Mojowarno adalah saat terjadi perang bumi hangus antara Belanda dan Jepang. Perang membuat banyak warga yang meninggal, luka-luka dan sebagian ada yang mengungsi ketempat yang lebih aman sehingga gereja mulai surut dari anggotanya. Angka tertingggi dalam sejarah perkembangan GKJW Jemaat Mojowarno adalah ketika pemerintah mengeluarkan peraturan yang mewajibkan warganya beragama hal ini sebagai akibat dari dilarangnya partai komunis tumbuh di Indonesia. Warga mulai berbondong-bondong masuk kedalam gereja untuk menerima sakramen babtis, sehingga terjadi peningkatan anggota yang siknifikan. Dalam melaksanakan pelayanan cinta kasih, GKJW Jemaat Mojoawarno tidak pernah membeda-bedakan agama, suku maupun ras. Pelayanan cinta kasih dituangkan dalam pendirian lembaga sosial seperti sekolah dan rumah sakit yang untuk semua umat manusia. GKJW Jemaat Mojowarno mampu mempertahankan eksistensinya dalam melestarikan kebudayaaan Jawa walaupun ditengah-tengah arus Globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa GKJW Jemaat Mojowarno senantiasa memfilter budaya asing yang masuk sehingga tidak melupakan budaya warisan leluhurnya yaitu budaya Jawa. Manfaat dari penelitian ini adalah dapat mengetahui secara mendalam perkembangan Jemaat GKJW di wilayah Mojowarno sehingga dapat mengambil pelajaran dan nilai-nilai positif yang dimiliki oleh masyarakat Mojowarno tanpa harus memandang perbedaan agama dan suku bangsa.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries040210302083;
dc.subjectperbedaan agama dan suku bangsa.en_US
dc.titlePERKEMBANGAN GREJA KRISTEN JAWI WETAN (GKJW) JEMAAT MOJOWARNO DI KABUPATEN JOMBANG TAHUN 1923-1981en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record