Show simple item record

dc.contributor.authorFirstyana Chintia Devi
dc.date.accessioned2014-01-25T05:57:26Z
dc.date.available2014-01-25T05:57:26Z
dc.date.issued2014-01-25
dc.identifier.nimNIM080910101004
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/24128
dc.description.abstractUnited Nations Educational, Scientific, and cultural Organization (UNESCO) merupakan badan resmi PBB pertama yang mengakui keanggotaan negara Palestina. Hasil tersebut membuat Amerika Serikat dan Israel berang karena mereka dikenal mampu mempengaruhi kebijakan negara- negara lain melalui intervensi ekonomi dan politik untuk mengikuti kehendak mereka. Israel diketahui sedang terlibat konflik perebutan wilayah dengan Palestina. Amerika Serikat sebagai sekutu Israel selalu menolak keanggotaan Palestina di badan-badan resmi dunia terutama PBB. Dengan hak veto yang dimiliki Amerika Serikat, langkah Palestina untuk diakui resmi sebagai suatu negara oleh Dewan Keamanan PBB selalu gagal walaupun telah banyak negara yang mengakui negara Palestina sehingga Pemerintah Palestina mencari jalan lain untuk mendapatkan pengakuan luas internasional sebagai sebuah negara yang berdaulat dan merdeka. Tujuan penulisan karya ilmiah ini untuk mengetahui bagaimana Palestina dapat berhasil menjadi anggota tetap UNESCO. Dalam menganalisa permasalahan di atas penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis wacana. Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai bagaimana Palestina menjadi anggota tetap UNESCO. Ada beberapa beberapa faktor yang membuat Palestina berhasil menjadi anggota tetap UNESCO. Pertama sistem pemilihan di UNESCO yang berbeda dengan sistem pemilihan di PBB yang menggunakan mekanisme simple majority vote sehingga tiap-tiap negara anggota memiliki satu hak suara yang sama (one state one vote) dan tanpa adanya hak veto. Perbedaan proses pemilihan di UNESCO dengan PBB terletak pada proses pemilihan di Dewan khususnya. Jika di Dewan Keamanan PBB menerapkan sistem hak veto maka di Dewan Eksekutif UNESCO hanya menerapkan sistem majority vote sama dengan sistem pemilihan di Rapat Umumnya. Kedua, adanya dukungan dari organisasi-organisasi internasional terutamanya OKI dan GNB. Kedua organisasi internasional tersebut memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga Palestina memanfaatkan secara maksimal dukungan negara- negara anggota OKI dan GNB pada saat pemilihan di Dewan Eksekutif maupun Rapat Umum UNESCO. Dukungan dari kedua organisasi internasional ini di karenakan adanya isu dan kepentingan besar di Palestina. Bagi negara-negara anggota OKI yang berkeyakinan muslim, penting untuk menjaga wilayah Palestina terutama masjid Al Aqsa dari kerusakan akibat militer Israel. Sedangkan bagi negara-negara anggota GNB, mereka mempunyai misi untuk menghapus segala penjajahan yang ada di dunia dan memastikan rakyat Palestina merdeka serta bebas dari ancaman sehingga mereka dapat hidup dengan aman dan nyaman di negara mereka sendiri. Keberhasilan Palestina menjadi anggota tetap UNESCO merupakan keberhasilan Palestina untuk mendapatkan pondasi atau dukungan kuat terhadap keinginan utama untuk menjadi anggota tetap PBB. Keberhasilan Palestina di UNESCO ini dapat menjadi harga tawar menawar untuk memastikan lancarnya perundingan dan negosisasi konflik dengan Israel. Dengan keberhasilan yang didapat Palestina diharapkan Palestina memperoleh dukungan banyak negara untuk mewujudkan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat di tanahnya sendiri di Majelis Umum maupun Dewan Keamanan PBB.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries080910101004;
dc.subjectKEBERHASILAN PALESTINA MENJADI ANGGOTA TETAP UNESCOen_US
dc.titleKEBERHASILAN PALESTINA MENJADI ANGGOTA TETAP UNESCOen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record