SIMBOL DAN MAKNA ABANG MINDRING BAGI PELANGGAN KREDIT BARANG

Abstract

Simbol Dan Makna Abang Mindring Bagi Pelanggan Kredit Barang (Studi Deskriptif Di Desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember) Uswatul Hasanah, 050910302220; 2012: 53 halaman; program studi sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Jember. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa dan mendeskripsikan Simbol dan Makna abang mindring bagi pelanggan kredit barang di Desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji Ka bupaten Jember, dengan metode penelitian kualitatif dan metode yang dipakai dalam mengumpulkan data adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi mengenai kredit barang. Dengan metode tersebut data yang di peroleh dari informan untuk kemudian dilakukan analisa. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah kredit barang yang diberikan oleh abang mindring kepada pelanggan kredit barang di Desa Kaliwining memiliki simbol, yaitu abang mindring mempunyai simbol sebagai Malaikat penolong bagi para pelanggannya, karena tanpa persyaratan yang rumit dan tanpa jaminan pula pelanggan kredit barang dapat mewujudkan barang yang di butuhkan oleh pelanggannya. Dengan adanya kredit barang yang di berikan oleh abang mindring kepada pelanggan kredit barang di Desa Kaliwining telah menimbulkan beberapa makna bagi pelanggan kredit barang diantaranya: 1). Makna ekonomi. Kredit barang ini menimbulkan makna ekonomi bagi pelanggan kredit barang, dimana, dengan adanya kredit barang telah membantu pelanggan dalam memenuhi kebutuhan barang para pelanggannya. 2). Makna sosial. Kredit barang oleh abang mindring ini juga menimbulkan makna sosial bagi pelanggan kredit barang, karena perilaku abang mindring yang memperlakukan pelanggannya sebagai seorang raja, atau dengan kata lain, abang mindring memperlakukan pelanggannya dengan sangat sopan dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan kredit barang. 3). Makna budaya bagi pelanggan kredit barang, kredit barang ini berkembang secara perlahan di kalangan masyarakat Kaliwining hingga menjadi suatu tradisi, dan hal ini tidak hanya dilakukan oleh satu generasi saja, akan tetapi kredit barang ini juga diturunkan pada generasi berikutnya