Show simple item record

dc.contributor.authorFitriana Rahmawati
dc.date.accessioned2014-01-24T23:36:00Z
dc.date.available2014-01-24T23:36:00Z
dc.date.issued2014-01-24
dc.identifier.nimNIM071910301068
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/23741
dc.description.abstractPelat lantai kendaraan merupakan komponen utama jembatan yang berkontak langsung dari beban kendaraan pada jembatan jalan raya. Pada pelat lantai kendaraan jembatan, beban yang bekerja adalah beban mati (berat sendiri lantai kendaraan) dan beban hidup (beban air hujan dan beban T truk) yang umumnya tegak lurus terhadap permukaan pelat. Selama ini dalam analisis pelat lantai kendaraan jembatan, perhitungan dalam mencari momen lentur menggunakan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI ‟71) dan table Bittner dimana penyelesaian dengan langsung melihat tabel-tabel. Sehingga dalam tugas akhir ini, dilakukan analisis pelat lantai kendaraan dengan metode Navier dan metode Levy yang masing-masing dibandingkan dengan hasil perhitungan PBI ‟71 dan table Bittner pada pelat lantai kendaraan jembatan. Tujuan penelitian: (1) untuk mengetahui hasil analisis momen lentur pelat lantai kendaraan jembatan dengan berbagai bentuk pembebanan dan type pelat yang dihitung dengan metode Navier, metode Levy, dan PBI ‟7, (2) untuk mengetahui perbandingan hasil kombinasi momen lentur pelat lantai kendaraan jembatan dengan metode Navier, metode Levy, dan PBI ‟71. Penelitian dilakukan dengan cara menganalisis langsung bagaimana hasil perhitungan momen lentur akibat gaya luar (beban mati dan beban hidup) sesuai dengan bentuk pembebanan dan type pelat lantai kendaraan jembatan dengan metode Navier, metode Levy, dan PBI ‟71. Dalam pembebanan pelat, terdapat 3 bentuk pembebanan yaitu beban merata, beban merata segitiga, dan beban merata di tengah bentang pelat. Pada pelat lantai kendaraan, terdapat 2 type pada pelat lantai kendaraan. Perbedaan antara 2 type ini terdapat dalam bentuk beban matinya (aspal). Pada type pelat 1 bentuk aspalnya merata, sedangkan pada type pelat 2 aspal dengan kemiringan 2%. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam ketiga metode yang digunakan, untuk bentuk pembebanan beban merata (beban mati pada type pelat 1 dan beban air hujan) dan beban merata di tengah bentang pelat (beban T truk), hasil analisis momen lentur dari metode Levy lebih besar dibandingkan dengan metode Navier dan PBI ‟71. Sedangkan untuk beban merata segitiga (beban mati pada type pelat 2), hasil analisis momen lentur dari metode Navier lebih besar dibandingkan dengan metode Levy dan PBI ‟71. Berdasarkan hasil kombinasi momen lentur didapatkan bahwa hasil dari metode Levy lebih besar dibandingkan dengan metode Navier dan PBI ‟71. Hal ini membuat metode Levy lebih baik digunakan dalam perencanaan penulangan pelat lantai kendaraan karena dengan besarnya momen maka berpengaruh terhadap penulangan pelat (baik ukuran maupun jumlah tulangan) sehingga kontruksi pelat menjadi lebih aman.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071910301068;
dc.subjectPELAT LANTAI KENDARAAN JEMBATAN DENGAN METODE NAVIER DAN METODE LEVYen_US
dc.titleANALISIS PELAT LANTAI KENDARAAN JEMBATAN DENGAN METODE NAVIER DAN METODE LEVY (STUDI KASUS JEMBATAN KELAS B40)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record