Show simple item record

dc.contributor.authorFendi Anggara
dc.date.accessioned2014-01-24T22:40:39Z
dc.date.available2014-01-24T22:40:39Z
dc.date.issued2014-01-24
dc.identifier.nimNIM081910101027
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/23731
dc.description.abstractengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam. Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur pengelasan. Penggunaan pengelasan secara luas bertujuan untuk mendapatkan suatu konstruksi yang lebih ringan dan sederhana sehingga biaya yang dikeluarkan lebih murah. Namun pada kenyataannya tidak semua logam yang dipergunakan di industri dapat dengan mudah dilas, salah satu contohnya aluminium. LFW Pada pengelasan gesek welding struktur mikro pada proses pengelasan friction stir welding ini dilakukan dilaboratorium Permesinan Universitas jember, laboratorium Pngujian Bahanniversitas Brawijaya dan di laboratorium Desain dan Uji Bahan Jurusan Universitas Jember. Material yang digunakan yaitu Aluminium AA6061. Dari pengamatan makro diketahui pada semua variasi pengelasan terdapat cacat porositas. Hal ini terjadi karena adanya udara/gas yang terperangkap pada saat pengelasan. Penyebab lainnya yaitu; kelembaban atmosfir dan kontaminasi bahan lain seperti minyak, pelumas atau kotoran lain. Cacat porositas terbesar terdapat pada hasil pengelasan dengan rotation speed 1800 rpm. Hasil pengujian tarik diperoleh bahwa rata-rata Ultimate Tensile Strength Hasil pengujian kekerasan menunjukkan bahwa logam las kekerasannya lebih rendah daripada logam induk. Rata-rata nilai kekerasan paling besar terjadi pada pengelasan dengan rotation speed 800 yaitu sebesar 71.667 BHN pada base metal, 63.333 BHN di daerah HAZ, 67 di weld metal, sedangkan kekerasan paling rendah terjadi pada variasi rotation speed 1800 rpm. Hal ini terjadi karena pada pengelasan dengan rotation speed 800 menghasilkan butiran FeAl yang halus. Butiran yang halus strukturnya lebih rapat-sehingga ikatan antar atomnya lebih kuat. Rata-rata nilai kekerasan terendah terjadi pada daerah HAZ yaitu daerah terpengaruh panas karena pada daerah HAZ ini grain yang terbentuk kasar dan besar. ix 3 Hasil pengujian puntir diperoleh bahwa kekuatan rata-rata untuk variasi rotation speed 800 rpm adalah 37.366 Nm, 29.778 Nm untuk variasi rotation speed 1300, dan 28.075 Nm untuk variasi rotation speed 1800. Pengelasan dengan rotation speed 800 rpm merupakan kekuatan puntir yang paling tinggi dibandingkan dengan variasi rotation speed yang lainnya. Hal ini disebabkan pada saat rotation speed 800 rpm panas yang dihasilkan sesuai sehingga ketika penekanan dilakukan, aluminium tersebut tidak mengalami deformasi sehingga daya puntir antar butiran logamnya terikat kuat.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081910101027;
dc.subjectSIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO ALUMINIUM PADUAN Al-Mg-Si HASIL PENGELASAN LINIER FRICTION WELDING DENGAN VARIASI ROTATION SPEEDen_US
dc.titleANALISIS SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO ALUMINIUM PADUAN Al-Mg-Si HASIL PENGELASAN LINIER FRICTION WELDING DENGAN VARIASI ROTATION SPEEDen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record