Show simple item record

dc.contributor.authorElmas Najachah Ilia
dc.date.accessioned2014-01-23T11:00:49Z
dc.date.available2014-01-23T11:00:49Z
dc.date.issued2014-01-23
dc.identifier.nimNIM080910302029
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/22554
dc.description.abstractPemulung adalah orang yang bekerja mengumpulkan sampah, pekerjaan ini dilakukan setiap hari untuk mendapatkan penghasilan dari penjelasan Ratna (2006:10). Minimnya kemampuan, keterampilan, pendidikan dan faktor ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, serta didukung dengan lokasi TPA yang berada tidak jauh dari pemukiman membuat mereka memutuskan untuk menjadi pemulung. Padahal perkerjaan yang mereka lakukan selalu bergulat dengan sampah yang kotor, ada pula sebagian warga memandang pekerjaan tersebut sebagai pekerjaan yang hiba dan kotor. Joko (1995:4) juga menambahkan seringkali juga pekerjaan pemulung dipresepsikan sebagai golongan masyarakat kelas bawah, kotor, dan jorok, sehingga mereka seolah terkucil dari kehidupan masyarakat. Pekerjaan pemulung juga sangat jauh berbeda sekali dengan pekerjaan yang lain yang sangat jauh dari bersih, dan memiliki banyak tantangan seperti keselamatan, persaingan dengan pemulung lainnya, apalagi pekerjaan itu harus dilakukan oleh para perempuan utamanya ibu rumahtangga. Oleh sebab itu maka rumusan masalah yang dipilih adalah Bagaimana kehidupan pemulung perempuan di dalam keluarga, di tempat kerja mereka, dan pada lingkungan sosialnya di masyarakat? Penelitian ini memakai desain penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Etnografi dipilih karena peneliti berusaha untuk memahami cara hidup suatu kelompok pemulung perempuan. Oleh sebab itu, dalam pembahasan di dapat deskripsi tentang pengalaman kehidupan pemulung perempuan sejak kecil hingga dewasa, dan memutuskan untuk bekerja menjadi pemulung. Selain itu meskipun viii para pemulung perempuan bekerja di luar rumah mereka tak lantas meninggalkan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Pemenuhan fungsi dalam keluarga tetap mereka jalankan dengan baik, meskipun terkadang harus terhalang dengan pekerjaan di luar rumah. Bukan hanya interaksi dalam keluarga saja yang dibangun oleh pemulung perempuan. Mereka juga dituntut untuk bisa berinteraksi di lingkungan tempat mereka bekerja maupun didalam lingkungan masyarakat sebagai mahluk sosial. Pada lingkungan masyarakat interaksi yang mereka bangun dengan ikut serta dalam arisan atau pun mereka ikut membantu tetangga dan saudaranya yang sedang mengadakan hajatan. Mereka rela tidak bekerja selama hajatannya selesai untuk membantu tetangganya. Kerjasama, pertikaian, dan persaingan pun juga merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang dibangun para pemulung untuk tetap bertahan bekerja di TPA dengan teman-temannya yang lain.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries080910302029;
dc.subjectPemulung Perempuanen_US
dc.titlePEMULUNG PEREMPUAN (Studi Deskripsi Kehidupan 6 Pemulung Perempuan di Tempat Pembuangan Akhir Desa Kertosari Kecamatan Pakusari Jember)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record