Show simple item record

dc.contributor.authorAisyatul Febriana
dc.date.accessioned2014-01-23T03:41:21Z
dc.date.available2014-01-23T03:41:21Z
dc.date.issued2014-01-23
dc.identifier.nimNIM061510401120
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21927
dc.description.abstractDi Indonesia pengembangan budidaya tanaman tomat mendapat prioritas perhatian sejak tahun 1961, secara statistik potensi pasar buah tomat diproyeksikan mengalami peningkatan permintaan sayuran rata-rata pertahun sekitar 3,6 % - 4 % dalam periode 1988-2010. Tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting dan banyak di usahakan oleh petani, karena harganya mudah dijangkau seehingga penggunaannya dalam konsumsi masyarakat tinggi. Tomat menghendaki tanah yang gembur, porus, subur, dengan keasaman tanah (pH) antara 5 - 6, curah hujan 750-1.250 mm/tahun dan kelembapan relatif 25%. Jika dibanding musim kemarau, setengah hektar ladang tomat bisa menghasilkan 15-18 ton buah tomat. Hal itu berbeda dengan musim hujan ini yang hanya 5-10 ton saja. Namun begitu, harga jual justru lebih mahal saat musim hujan. Musim hujan cenderung mahal. Produksi tanaman tomat dan resiko gagal panen juga tinggi( Kiswara, 2011). Penyebab rendahnya produksi tomat yaitu adanya serangan hama yang ada dilapang. Serangan hama dapat menurunkan kualitas dan kuantitas buah tomat. Pada tanaman tomat terdapat bermacam-macam hama yang ada pada tanaman tomat diantaranya: Ulat tanah (Agrotis ipsilon), Ulat buah tomat (Helicoverpa armigera), Kutu kebul (Bemisia tabaci), Ulat grayak (Spodoptera litura.) dan kutu daun ( Myzus persicae).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061510401120;
dc.subjectHAMA , TANAMAN TOMATen_US
dc.titlePOLA SEBARAN HAMA PENTING PADA TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum L.)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record