Show simple item record

dc.contributor.authorTaufiq Gemawan
dc.date.accessioned2013-12-02T02:58:58Z
dc.date.available2013-12-02T02:58:58Z
dc.date.issued2013-12-02
dc.identifier.nimNIM072010101040
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2116
dc.description.abstractPenyakit cacingan merupakan penyakit yang dapat diderita oleh segala usia. Menurut data WHO, jumlah penderita cacingan mencapai satu milyar di dunia, serta sekitar 40—60 persen penduduk Indonesia terinfeksi cacingan. Indonesia termasuk dalam negara tropis sehingga berbagai parasit dapat berkembang dengan baik dalam siklusnya sehingga dengan mudah dapat menginfeksi manusia. Di Kecamatan Mumbulsari-Jember, tingkat kontaminasi pada tanah oleh telur cacing parasit yaitu 52% di desa Suco dan 68% di desa Lengkong. Telur Ascaris lumbricoides dengan prosentase tertinggi (68,96%), Enterobius vermicularis (34,48%), dan cacing tambang (17,24%). Beberapa faktor yang mempersulit penggunaan obat standar yang ada antara lain: efek samping seperti mual, muntah, nyeri epigastrium, dan diare. Obat herbal yang berasal dari tanaman kini telah diupayakan guna mengatasi kekurangan dari obat antihelmintik yang sudah ada. Secara empiris pinang merupakan obat efektif mengatasi cacingan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil terapi tablet ekstrak biji pinang (Areca cathecu L) pada pasien investasi nematoda usus di kecamatan Mumbulsari kabupaten Jember dengan pengobatan standart. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode randomized control clinical trial. Subyek pada penelitian ini merupakan siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Mumbulsari-Jember yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek yang telah dinyatakan positif terinfeksi oleh pemeriksaan tinja akan dibagi menjadi dua kelompok secara acak dengan memakai tabel angka acak, kelompok A sebagai kelompok perlakuan diberikan pengobatan tablet ekstrak biji pinang, sedangkan kelompok B sebagai kelompok kontrol diberikan obat standar yaitu pirantel pamoat. Setelah diberikan perlakuan, pada 2 minggu berikutnya diperiksa jumlah EPG (egg per gram) dalam feses sampel kemudian hasil dilakukan perhitungan statistik two way Anova. Hasil analisis statistik two way Anova p<0,05 menunjukkan faktor jenis bahan pengobatan memiliki rata-rata penurunan jumlah telur yang sama. Faktor jenis cacing usus memiliki rata-rata penurunan jumlah telur yang berbeda sedangkan faktor interaksi menunjukkan persamaan penurunan jumlah telur. Pada uji Tukey-HSD menunjukkan bahwa Ascaris dan Hookworm memiliki hasil terapi yang lebih baik dari T. trichiura. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah ekstrak biji pinang memiliki persamaan hasil terapi dengan pirantel pamoat serta memiliki memiliki hasil terapi yang lebih baik pada Ascaris dan Hookworm.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072010101040;
dc.subjectTerapi, Tablet Ekstrak Biji Pinang, Investasi Cacing Ususen_US
dc.titlePERBANDINGAN HASILTERAPI TABLET EKSTRAK BIJI PINANG (Areca cathecu L) PADA INVESTASI CACING USUS DI KECAMATAN MUMBULSARIJEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record