Show simple item record

dc.contributor.authorSITI ROHMAWATI
dc.date.accessioned2014-01-22T00:09:34Z
dc.date.available2014-01-22T00:09:34Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM060210101288
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20195
dc.description.abstractProblematika pendidikan yang terjadi di Indonesia, salah satunya adalah proses belajar mengajar yang diberikan di kelas, umumnya hanya mengemukakan konsep-konsep dalam suatu materi. Pembelajaran yang banyak dilakukan adalah model ceramah dengan cara komunikasi satu arah (teaching directed), dan yang aktif 90% adalah pengajar. Siswa biasanya hanya memfungsikan indera penglihatan dan indera pendengarannya. Model pembelajaran tersebut dianggap kurang mengeksplorasi wawasan pengetahuan siswa, sikap dan perilaku siswa. Karena selama proses belajar mengajar, apabila konsentrasi siswa kurang optimal, maka siswa akan mendapat kesulitan untuk menerima materi yang diajarkan pada saat itu. Matematika menjadi pelajaran yang sangat membosankan bagi siswa. Akibatnya sulit bagi siswa untuk menyimpan materi pelajaran tersebut dalam ingatan/ memori/ kesan siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Tanggul mulai tanggal 30 November 2010 hingga 11 Desember 2010 dengan subjek penelitiannya adalah semua siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Tanggul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan metode pengumpulan data antara lain observasi, wawancara, dokumentasi serta tes. Dalam pembelajaran berdasarkan Model Experiential Learning dengan Pendekatan SAVI Pada Teorema Pythagoras, siswa memperoleh pengalaman dari aktivitas fisik yang dilakukan. Pada tahap Pengalaman Nyata, siswa melakukan observasi dengan melibatkan komponen Somatis, Visual serta Intelektual. Pada tahap Observasi Refleksi, siswa mengamati hasil observasi kemudian berdiskusi dengan anggota kelompok untuk menyelesaikan permasalahan pada LKS. Pada tahap Konseptualisasi, bersama kelompok siswa merumuskan konsep kemudian menuliskannya dengan pulpen warna pada LKS. Pada tahap ini siswa sulit untuk merumuskan konsep. Presentasi dilakukan dengan menggunakan komponen auditori. Untuk melatih komponen auditori guru meminta beberapa siswa untuk menyebutkan kembali konsep yang telah dirumuskan. Pada tahap Implementasi siswa melatih kemampuan intelektual dengan menyelesaikan tugas individu. Kendala yang ditemui pada pembelajaran ini yaitu pada tahap merumuskan konsep, siswa banyak mengalami kesulitan karena kemampuan individual yang berbeda-beda. Selain dalam hal merumuskan konsep, siswa juga mengalami kesulitan dalam mengajukan pertanyaan. Hal ini disebabkan siswa masih merasa malu untuk mengajukan pertanyaan serta kesulitan siswa dalam membuat pertanyaan semakin menyebabkan siswa kurang aktif bertanya. Berdasarkan dari analisis data, diketahui bahwa pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas siswa baik aktivitas individu maupun aktivitas kelompok. Selain aktivitas kelompok, dampak penting yang diperoleh dari pembelajaran ini yaitu peningkatan hasil belajar siswa dimana pada siklus I ketuntasan klasikalnya sebesar 72,50% dengan rata-rata nilai sebesar 76, sedangkan pada siklus II ketuntasan klasikalnya mencapai 87,50% dengan rata-rata nilai sebesar 81,16.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210101288;
dc.subjectMODEL EXPERIENTIAL LEARNINGen_US
dc.titlePENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL) PADA TEOREMA PYTHAGORAS SISWA KELAS VIII C SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 3 TANGGUL TAHUN AJARAN 2010/2011en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record