| dc.description.abstract | Telur merupakan salah satu sumber protein hewani disamping daging ikan
dan susu, yang baik dikonsumsi oleh manusia baik anak-anak pada masa
pertumbuhan, ibu hamil, dan menyusui, serta mereka yang sedang dalam proses
penyembuhan setelah sakit. Umumnya telur akan mengalami kerusakan setelah
disimpan lebih dari dua minggu di ruang terbuka, kerusakan pertama berupa
kerusakan alami (pecah, retak) kerusakan lain adalah akibat udara dalam isi telur
keluar sehingga derajat keasaman naik, sebab lain adalah keluarnya uap air dari
dalam telur yang membuat berat telur turun serta putih telur encer sehingga kesegaran
telur merosot, oleh karena itu diperlukan penanganan serius dalam rangka
pengawetan telur, teknik pengawetan telur yang paling mudah dan paling umum
dilakukan adalah dengan pengasinan. namun sayangnya saat ini telur asin sudah
mulai ditinggalkan konsumen, hal ini disebabkan karena kualitas telur asin yang
dihasilkan tidak mengikuti selera konsumen. Berbagai jenis tanaman dapat digunakan
sebagai penyamak kulit nabati salah satu contohnya adalah daun jambu biji merah
(Psidium guajava L.) Hal ini dikarenakan adanya kandungan tanin yang berfungsi
menutupi pori-pori telur dan menghambat masuknya mikroorganisme ke dalam telur
selain itu dengan penambahan penyamak kulit nabati telur itik asin akan memperoleh
cita rasa yang khas dan juga menghilangkan bau amis serta meningkatkan daya guna
dan nilai ekonomisnya (Zulaekah dan Endang, 2005).
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium IPA SMP 1 Jenggawah Untuk
perendaman dalam larutan garam dan ekstrak daun jambu biji merah (Psidium
guajava L.). Uji tekstur dilakukan di Laboratorium Program Studi Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Jember, untuk. uji kolesterol dilakukan di
Laboratorium Biokimia Fakultas MIPA Universitas Jember. Penelitian ini akan
dilakukan pada bulan April sampai Juni 2011. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental laboratoris dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Variabel bebas adalah Ekstrak daun jambu biji merah (Psidium guajava L.) dengan
beberapa serial konsentrasi yaitu 1%, 2% , 3%, 4% dan 5%. Sedangkan variable
terikat adalah daya tahan, kualitas serta kadar kolesterol telur asin itik Mojosari (Anas
platyrhynchos L.). Analisis data dengan uji ANOVA dengan tingkat kepercayaan
95% (p<0,05), dan dilanjutkan dengan Uji Duncan, semua data tersebut diolah
menggunakan program SPSS versi 17.0
Berdasarkan hasil dari penelitian perlakuan berupa perendaman dalam ekstrak
daun jambu biji merah (Psidium guajava L.) berpengaruh nyata terhadap daya tahan,
rasa, aroma, warna kuning telur, warna putih telur, tekstur, derajat keasaman (pH)
serta kadar kolesterol telur asin itik Mojosari (Anas platyrhynchos L.) selama delapan
minggu penelitian, dimana rata-rata skor daya tahan telur asin itik Mojosari (Anas
platyrhynchos L.) adalah sebagai berikut yaitu pada telur asin kontrol sebesar 0 pada
P1 sebesar 0,75 pada P2 sebesar 2,5 pada P3 sebesar 3,75 pada P4 sebesar 5,75 dan
pada P5 sebesar 6,75. Pengaruh perlakuan berupa perendaman dalam ekstrak daun
jambu biji merah (Psidium guajava L.) terhadap rata-rata skor kesukaan panelis
terhadap kualitas rasa telur asin itik Mojosari (Anas platyrhynchos L.) selama delapan
minggu penelitian adalah sebagai berikut yaitu pada telur asin kontrol sebesar 1 pada
P1 sebesar 1 pada P2 sebesar 1,5 pada P3 sebesar 2,25 pada P4 sebesar 5,25 dan pada
P5 sebesar 6,5. Pengaruh perlakuan berupa perendaman dalam ekstrak daun jambu
biji merah (Psidium guajava L.) terhadap rata-rata skor kesukaan panelis terhadap
kualitas aroma telur asin itik Mojosari (Anas platyrhynchos L.) selama delapan
minggu penelitian adalah sebagai berikut yaitu pada telur asin kontrol sebesar 1 pada
P1 sebesar 1,25 pada P2 sebesar 2,25 pada P3 sebesar 2,5 pada P4 sebesar 5,75 dan
pada P5 sebesar 6,5. Pengaruh perlakuan berupa perendaman dalam ekstrak daun
jambu biji merah (Psidium guajava L.) terhadap rata-rata skor kesukaan panen
terhadap kualitas warna putih telur asin itik Mojosari (Anas platyrhynchos L.) selama
delapan minggu penelitian adalah sebagai berikut yaitu pada kontrol sebesar 2,25
pada P1 sebesar 3,0 pada P2 sebesar 3,25 pada P3 sebesar 3,75 pada P4 sebesar 5,25
dan pada P5 sebesar 6,25. Pengaruh perlakuan berupa perendaman dalam ekstrak
daun jambu biji merah (Psidium guajava L.) terhadap rata-rata skor kesukaan panelis
pada kualitas warna kuning telur asin itik Mojosari (Anas platyrhynchos L.) selama
delapan minggu penelitian adalah sebagai berikut yaitu pada telur asin kontrol sebesar
1 pada P1 sebesar 1 pada P2 sebesar 1,25 pada P3 sebesar 2,25 pada P4 sebesar 4,5
dan pada P5 sebesar 5,5. Pengaruh perlakuan berupa perendaman dalam ekstrak daun
jambu biji merah (Psidium guajava L.) terhadap rata-rata skor kesukaan panelis
terhadap kualitas tekstur telur asin itik Mojosari (Anas platyrhynchos L.) selama
delapan minggu penelitian adalah sebagai berikut yaitu pada telur kontrol sebesar
1,25 pada P1 sebesar 1,5 pada P2 sebesar 2,25 pada P3 sebesar 2,5 pada P4 sebesar
5,25 dan pada P5 sebesar 5,75. Pengaruh perlakuan berupa perendaman dalam
ekstrak daun jambu biji merah (Psidium guajava L.) terhadap pH putih telur asin itik
Mojosari (Anas platyrhynchos L.) selama delapan minggu penelitian adalah sebagai
berikut yaitu pada telur asin kontrol sebesar 8,3 pada P1 sebesar 8,6 pada P2 sebesar
8,7 pada P3 sebesar 9,3 pada P4 sebesar 9,1 dan pada P5 sebesar 8,9. Pengaruh
perlakuan berupa perendaman dalam ekstrak daun jambu biji merah (Psidium
guajava L.) terhadap rata-rata kadar kolesterol telur asin itik Mojosari (Anas
platyrhynchos L.) adalah sebagai berikut yaitu pada telur asin kontrol sebesar 0 pada
P1 sebesar 6,2 mg/10g pada P2 sebesar 8,7 mg/10g pada P3 sebesar 9,5 mg/10g pada
P4 sebesar 10,4 mg/10g dan pada P5 sebesar 11,7 mg/10g.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengaruh perlakuan berupa perendaman
dalam ekstrak daun jambu biji merah (Psidium guajava L.) berpengaruh nyata
terhadap daya tahan telur, kualitas rasa, aroma, warna kuning telur, warna putih telur,
tekstur, pH serta kadar kolesterol telur asin Itik Mojosari (Anas platyrhynchos L.)
selama delapan minggu penelitian. | en_US |
