Show simple item record

dc.contributor.authorRamadha Satyahernawan
dc.date.accessioned2014-01-21T02:35:45Z
dc.date.available2014-01-21T02:35:45Z
dc.date.issued2014-01-21
dc.identifier.nimNIM091810101042
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/19330
dc.description.abstractKomunikasi merupakan suatu interaksi yang terjadi antar satu individu dengan individu yang lainnya. Pada awalnya, setiap manusia hanya dapat berkomunikasi apabila saling berdekatan. Namun dengan semakin bertambahnya kemajuan teknologi, maka setiap manusia pasti memiliki keinginan untuk dapat berkomunikasi hingga jarak jangkau yang sejauh mungkin dengan menggunakan alat bantu tambahan. Hal inilah yang mendorong manusia untuk selalu berinovatif dalam menciptakan teknologi baru, salah satunya adalah teknologi telekomunikasi GSM (Global System for Mobile Communication). Dengan semakin banyaknya pengguna jaringan GSM, maka semakin banyak pula energi yang dilepaskan dari Tower Base Transceiver Station (BTS). Oleh karena itu, penentuan lokasi BTS merupakan suatu usaha yang harus dilakukan oleh pelaku usaha operator seluler agar semua wilayah dapat terjangkau sinyalnya. Dalam pengaplikasian ilmu di bidang matematika, ada beberapa metode matematika yang dapat digunakan untuk penentuan lokasi seperti metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan metode Fuzzy Multi Criteria Decision Making (FMCDM). Oleh karena itu penulis tertarik untuk menerapkan metode AHP dan metode FMCDM dalam menyelesaikan permasalahan penentuan lokasi pembangunan tower BTS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode AHP dan metode FMCDM dalam penentuan lokasi tower BTS, serta mengetahui metode manakah yang lebih sesuai dalam pengaplikasiannya pada penentuan lokasi tower BTS. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu dimulai dengan mengumpulkan berbagai literatur tentang metode AHP dan metode FMCDM dari internet ataupun buku-buku yang berhubungan dengan kedua metode tersebut. Langkah yang kedua adalah pengambilan dan pengumpulan data tentang penentuan calon lokasi pembangunan tower BTS yang baru pada PT Tower Bersama Group, Jakarta. Langkah yang ketiga adalah menerapkan metode AHP dan metode FMCDM untuk menyelesaikan permasalahan penentuan calon lokasi tower BTS. Langkah penelitian berikutnya adalah pembuatan program yang menggunakan software matematika yaitu MATLAB. Pada langkah ini, penulis akan membuat desain program berupa tampilan GUI dan membuat skrip program berdasarkan kedua metode yang digunakan. Langkah terakhir yang dilakukan adalah membandingkan kedua metode berdasarkan nilai prioritas dan nilai total integral tertinggi yang dihasilkan sebagai informasi kepada pembaca. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa metode AHP dan metode FMCDM merupakan metode pengambilan keputusan dengan banyak kriteria sehingga keduanya merupakan model multi criteria decision making, kedua metode tersebut juga dapat digunakan dalam penentuan lokasi, serta pada akhir perhitungan kedua metode tersebut diperoleh hasil bahwa terpilih sebagai lokasi pembangunan tower yang baru dengan nilai 0,54 pada metode AHP dan nilai 0,456 pada metode FMCDM. Sehingga berdasarkan nilai tertinggi pada lokasi yang terpilih dari kedua metode, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode AHP merupakan metode yang lebih sesuai dalam pengaplikasiannya pada penentuan lokasi tower BTS.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries091810101042;
dc.subjectAnalytical Hierarchy Process, Metode Fuzzy Multi Criteria Decision Making, Tower Base Transceiver Stationen_US
dc.titleAPLIKASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING PADA PENENTUAN LOKASI TOWER BASE TRANSCEIVER STATIONen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record