Show simple item record

dc.contributor.authorNovita Dian Setyorini
dc.date.accessioned2014-01-21T01:44:41Z
dc.date.available2014-01-21T01:44:41Z
dc.date.issued2014-01-21
dc.identifier.nimNIM061810301088
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/19200
dc.description.abstractPencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan subpermukaan, kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah, air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Jenis – jenis pencemaran yang terjadi antara lain pencemaran air, pencemaran udara dan pencemaran tanah. Tanah yang tercemar logam berat perlu diremediasi, maka diperlukan adanya metode yang dapat menekan polusi lingkungan khususnya pada tanah. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah fitoremediasi dengan menggunakan tanaman. Konsep pemanfaatan tumbuhan dan mikroorganisme untuk meremediasi tanah yang terkontaminasi polutan adalah pengembangan terbaru dalam teknik pengolahan limbah. Fitoremediasi berasal dari bahasa Yunani phyto yang berarti tanaman dan dari bahasa Latin remediare atau to remedy yang berarti memperbaiki atau membersihkan sesuatu. Jadi fitoremediasi adalah proses remediasi yang menggunakan berbagai tanaman untuk menghilangkan, memindahkan, dan atau menghancurkan kontaminan dalam tanah dan air (permukaan dan bawah tanah). Konsep penggunaan tanaman untuk penanganan limbah dan sebagai indikator pencemaran udara dan air sudah lama ada, yaitu fitoremediasi dengan sistem lahan basah, lahan alang-alang dan 7 tanaman apung. Selanjutnya konsep fitoremediasi berkembang untuk penanganan masalah pencemaran tanah. Salah satu bahan pencemar yang sering ditemukan di lingkungan adalah logam berat. Logam berat seperti Pb, Cr, Cd, Mn, Co, Fe, Zn dan Ni bila kadarnya melebihi dari ambang batas yang diperbolehkan dapat menimbulkan bahaya karena tingkat toksisitasnya akan mengganggu organisme maupun manusia penggunanya baik langsung mau pun tidak langsung. Besi (Fe) adalah logam kedua yang melimpah sesudah Al dan unsur keempat yang paling melimpah dalam kulit bumi. Teras bumi terdiri atas Fe dan Ni. Biji yang utama adalah hematite Fe 2 O 3 , magnetite Fe 8 3 O , limonite FeO(OH), dan siderite FeCO 3 4 . Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penyerapan logam Fe dalam tanah oleh kacang kapri (Pisum sativum L.) dan bayam merah (Blitum rubum), mengetahui perbandingan tingkat absorbsi Fe dalam tanah oleh kacang kapri (Pisum sativum L.) dan bayam merah (Blitum rubum) dalam proses fitoremidiasi tanah dan untuk mengetahui bagian tanaman manakah (akar, batang daun atau buah) dari kacang kapri (Pisum sativum L.) dan bayam merah (Blitum rubum) yang terdapat akumulasi Fe lebih banyak. Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai metode alternatif penanganan limbah logam berat khususnya Fe tanpa menggunakan reagen kimia (yakni menggunakan tanaman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kadar Fe dalam tanah setelah ditanami kacang kapri adalah 5,22 ppm, 4,88 ppm dan 4,33 ppm. Sedangkan pada bayam merah sebesar 4,11 ppm 3,55 ppm dan 2,55 ppm. Tingkat perbandingan kadar besi (Fe) pada tanaman kacang kapri dan bayam merah diperoleh nilai t eks lebih kecil dibanding t tabel (t = 2,78) dengan selang kepercayaan 95% dan derajat kebebasan sebesar 4. Nilai t tabel yang diperoleh sebesar 2,68.Tingkat akumulasi terbesar pada tanaman kacang kapri terdapat pada eks bagian buah yaitu sebesar 26,58%, dan pada bayam merah tingkat akumulasi terbesar terdapat pada bagian batang yaitu sebesar 36,75%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061810301088;
dc.subjectTINGKAT ABSORBSI Fe DALAM TANAHen_US
dc.titlePERBANDINGAN TINGKAT ABSORBSI Fe DALAM TANAH OLEH KACANG KAPRI (Pisum sativum L.) dan BAYAM MERAH (Blitum rubum) PADA PROSES FITOREMIDIASIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record