Show simple item record

dc.contributor.authorKen Paramitakirti
dc.date.accessioned2014-01-21T00:27:37Z
dc.date.available2014-01-21T00:27:37Z
dc.date.issued2014-01-21
dc.identifier.nimNIM021510201039
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/18935
dc.description.abstractPengembangan pertanian dalam kurun waktu lima tahun terakhir mulai diarahkan pada komoditas hortikultura. Dimana dengan pengembangan agribisnis hortikultura tersebut diyakini dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga petani. Perkembangan tersebut dapat dilihat dengan semakin meningkatnya produksi buah-buahan selama lima tahun terakhir. Dampak pengembangan agribisnis hortikultura tersebut adalah adanya serangan OPT yang menyebabkan kehilangan hasil pada beberapa komoditas hortikultura. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan adanya kegiatan perlindungan hortikultura pada komoditas yang dianggap potensial untuk dikembangkan. Diantara beberapa macam tanaman hortikultura yang mengalami kehilangan hasil, salah satu yang menjadi prioritas oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Jember adalah buah jeruk. Hal tersebut dikarenakan oleh adanya serangan CVPD pada Tahun 1998 yang mengakibatkan kematian tanaman jeruk siam di beberapa daerah di Kabupaten Jember. Beberapa daerah tersebut diantaranya adalah daerah Umbulsari, Semboro dan Bangsalsari. Pada ketiga daerah tersebut petani menanam jenis jeruk yang sama yaitu jeruk siam. Pada umumnya petani jeruk siam tidak dapat mengetahui apakah penyebab dari kerusakan yang terjadi pada tanaman jeruk siam, sehingga untuk mengatasinya petani seringkali memberikan penanganan yang kurang tepat. Dengan adanya kekhawatiran mengenai serangan OPT pada tanaman jeruk siam maka Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Jember mengadakan SLPHT Jeruk mulai tahun 2002. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) perilaku petani setelah mengikuti SLPHT jeruk siam, (2) hubungan faktor sosial ekonomi dengan perilaku petani setelah mengikuti SLPHT jeruk siam, (3) perbedaan produktivitas tanaman jeruk siam antara sebelum dan sesudah kegiatan SLPHT jeruk siam. v Tempat penelitian ditentukan secara sengaja, yaitu Desa Karangsono Kecamatan Bangsalsari dan Desa Sukoreno Kecamatan Umbulsari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, korelasional, dan komparatif sedangkan pengambilan contoh dilakukan secara total sampling. Data yang digunakan adalah data primer melalui wawancara secara langsung dengan responden dan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Analisis yang digunakan adalah analisis Chi Square dan deskriptif untuk mengetahui perilaku petani setelah mengikuti SLPHT jeruk siam. Analisis Rank Spearman untuk mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi dengan perilaku petani setelah SLPHT jeruk siam, dan analisis Jenjang Bertanda Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan produktivitas tanaman jeruk siam sebelum dan sesudah SLPHT jeruk siam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Jumlah petani yang termasuk dalam kategori perilaku tinggi lebih banyak daripada jumlah petani yang termasuk dalam kategori perilaku rendah, (2) faktor yang memiliki hubungan dengan perilaku petani setelah mengikuti SLPHT jeruk siam adalah faktor luas lahan dan modal sedangkan faktor pendidikan, pengalaman, dan frekuensi kehadiran tidak memiliki hubungan dengan perilaku petani, (3) terdapat perbedaan produktivitas tanaman jeruk siam antara sebelum dan sesudah petani mengikuti SLPHT jeruk siam.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries021510201039;
dc.subjectPENGENDALIAN HAMA TERPADUen_US
dc.titleHUBUNGAN SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) TERHADAP PERILAKU PETANI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN JERUK SIAMen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record