Show simple item record

dc.contributor.authorLilies Nurani Dewi
dc.date.accessioned2014-01-20T05:50:39Z
dc.date.available2014-01-20T05:50:39Z
dc.date.issued2014-01-20
dc.identifier.nimNIM001510401207
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/18284
dc.description.abstractSalah satu faktor penyebab rendahnya produksi kacang tanah di Indonesia adalah adanya serangan hama dan penyebab penyakit tanaman. Salah satu penyakit penting kacang tanah adalah penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia (sin. Pseudonomas) solanacearum. Penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh bakteri biasanya sangat sulit dikendalikan. Telah dilaporkan bahwa penggunaan bahan kimia dalam pengendalian penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri pada umumnya tidak berhasil apabila tanah tempat menanam sudah terinfeksi oleh patogen. Oleh karena itu perlu dilakukan alternatif pengendalian yaitu dengan pengendalian hayati dan memanfaatkan mikroorganisme yang bersifat antagonis, diantaranya adalah Pseudomonas fluorescens. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi P. fluorescens dalam mengendalikan penyakit layu bakteri pada kacang tanah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah. Penelitian dilaksanakan dengan tiga tahap, yaitu isolasi dan uji fisiologi isolat R. solanacearum, uji antagonis in vitro dan uji in vivo. Uji fisiologi meliputi uji gram, uji hidrolisis pati, uji oksidatif fermentatif, uji katalase, uji produksi levan, uji fluorescens, dan uji hipersensitif pada tembakau. Uji in vitro menggunakan RAL terdiri dari 5 perlakuan dengan 3 ulangan,. Uji antagonis in vivo dengan RAL terdiri atas 4 perlakuan dengan 3 ulangan, masing-masing ulangan 10 tanaman, perlakuan A (perlakuan antagonis 5 hari sebelum inokulasi patogen), dan A iv 0 (perlakuan antagonis bersamaan dengan inokulasi patogen), A (perlakuan antagonis 5 hari setelah inokulasi patogen). 3 Hasil uji fisiologi menunjukkan bakteri bersifat gram negatif. Pada uji hidrolisi pati, uji fermentatif, uji fluoresen bersifat negatif. Sedangkan pada uji oksidatif, uji katalase, uji produksi levan, dan uji hipersensitif pada tembakau (kontrol), A 2 1 bersifat positif. Pada uji in vitro, dari kelima isolat P. fluorescens (Arjasa, Mayang, Sumbersari, Ledokombo, Gumukmas), isolat asal Gumukmas merupakan isolat yang daya hambatnya terhadap R. solanacearum paling tinggi, yakni sebesar 69,65% yang selanjutnya digunakan dalam uji in vivo. Hasil uji in vivo menunjukkan bahwa rata-rata kisaran masa inkubasi penyakit layu bakteri terjadi pada 2 hari setelah inokulasi yakni pada perlakuan A . Intensitas penyakit terendah terjadi pada perlakuan A (perlakuan antagonis 5 hari sebelum inokulasi patogen), yang mampu menekan intensitas penyakit sebesar 26,67%. Perlakuan yang dilakukan memberi pengaruh terhadap tinggi tanaman, panjang akar, berat basah dan berat kering tanaman.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries001510401207;
dc.subjectPseudomonas fl uorescensen_US
dc.titlePOTENSI Pseudomonas fl uorescens UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT LAYU BAKTERI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG TANAHen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record