Show simple item record

dc.contributor.authorThimotius Tarra Behy
dc.date.accessioned2014-01-20T01:18:52Z
dc.date.available2014-01-20T01:18:52Z
dc.date.issued2014-01-20
dc.identifier.nimNIM022010101039
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17910
dc.description.abstractMalaria adalah salah satu penyakit infeksi yang akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa yang hidup intrasel yang berasal dari genus Plasmodium dengan gejala klinis ditandai dengan demam, splenomegali, anemia dan ikterus. Penyakit malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles, yang biasanya menggigit menjelang sore dan pada malam hari. Penyakit malaria dapat dicegah penularannya dengan cara menghindari gigitan nyamuk Anopheles. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mencegah gigitan nyamuk, diantaranya adalah dengan tidur menggunakan kelambu berinsektisida, menggunakan kasa pelindung nyamuk pada jendela dan ventilasi rumah, menggunakan repellant atau obat nyamuk pada saat tidur, menghindari kegiatan di luar rumah pada malam hari dan menghindari menggunakan pakaian berwarna gelap dimalam hari. Pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap penyakit malaria adalah aspek yang penting dalam pencegahan penularan malaria. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan dan sikap terhadap penyakit malaria serta besar persentase sediaan darah positif pada masyarakat perumahan adat di Kecamatan Kota Waikabubak Kabupaten Sumba Barat-NTT. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan dalam upaya pemberantasan malaria mulai dari pencegahan sampai pada pengobatan penderita malaria baik yang simptomatik maupun yang asimptomatik. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian secara cross sectional yang dilaksanakan dalam dua tahap. Pada penelitian tahap yang pertama ditujukan untuk mendapat informasi tentang pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap penyakit viii malaria. Penelitian ini menggunakan alat ukur adalah jawaban pertanyaan kuisioner dan wawancara. Pengetahuan dan sikap masyarakat mencakupi : mengenali gejala awal penyakit malaria, frekuensi menderita malaria dalam 2 tahun terakhir, tindakan dan upaya yang dilakukan jika menderita malaria, kepemilikan kelambu, pengetahuan tentang penyebab penyakit malaria, cara mencegah penularan dan gigitan nyamuk, cara mengetahui diagnosis pasti malaria, dan pilihan terapi. Penelitian tahap yang kedua bertujuan untuk mengetahui jumlah atau persentase masyarakat dengan sediaan darah positif. Sampel yang digunakan adalah masyarakat yang memenuhi kriteria inklusi pada metode penelitian. Pemeriksaan sampel darah menggunakan hapusan darah dengan pengecatan giemsa, dan diamati di bawah mikroskop untuk menentukan sediaan darah mengandung Plasmodium atau tidak, dengan kata lain sediaan darah positif jika mengandung Plasmodium dan negatif jika tidak ditemukan Palsmodium. Penelitian tahap kedua dilanjutkan dengan mengidentifikasi spesies Plasmodium yang ditemukan pada sediaan darah positf. Hasil penelitian tahap pertama dengan total 35 responden, menunjukkan hanya 34,3% atau 12 responden yang mengenali gejala awal malaria, 82,8% atau 29 responden mempunyai frekuensi 3/>3 kali menderita malaria dalam 2 tahun terakhir, tindakan yang paling sering dilakukan jika menderita malaria adalah berobat ke Puskesmas, Bidan, Mantri, POD. Hanya 22,9% atau 8 responden yang memiliki kelambu, 45,7% atau 16 responden yang mengetahui penyebab penyakit malaria melalui gigtan nyamuk. Cara mencegah penularan dan gigitan nyamuk yang paling banyak digunakan adalah menjaga kebersihan lingkungan, dan plihan terapi yang paling banyak digunakan adalah minum obat yang berasal dari resep dokter. Hasil pemeriksaan sampel darah dengan total sampel 15% dari total populasi, yaitu sebanyak 27 orang ditemukan 44,4% atau 12 orang positif mengandung Plasmodium dalam sediaan darahnya. Setelah diidentifikasi, semua sediaan darah positif mengandung Plasmodium vivax. Pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai gejala, upaya pencegahan, prosedur diagnosis, dan cara penanganan malaria menyebabkan rendahnya upaya ix masyarakat mencegah penularan penyakit malaria. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya masyarakat yang belum mengetahui penyebab malaria adalah karena gigitan nyamuk Anopheles, dan masih banyaknya aktivitas masyarakat yang beresiko tinggi untuk penularan malaria, seperti beraktivitas di luar rumah pada malam hari, tidak menggunakan kelambu atau obat nyamuk ketika tidur, menggunakan pakaian yang berwarna gelap untuk beraktivitas dimalam hari. Hal lain yang berkaitan dengan sikap masyarakat sikap masyarakat terhadap penyakit malaria adalah belum semua masyarakat mengetahui bahwa sarana diagnosis utama penyakit malaria adalah pemeriksaan sampel darah untuk menemukan parasit malaria ( Plasmodium ), dan masih banyaknya masyarakat yang mminum obat Anti Malaria tanpa resep dokter yang beresiko meningkatkan resistensi parasit malaria terhadap obat Anti Malaria. Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan adalah perlu dilakukan penyuluhan atau suatu kegiatan pembelajaran bagi masyarakat mulai dari penyebab, faktor resiko, cara pencegahan, dan hal lain yang berkaitan dengan upaya pemberantasan malaria. Bagi pemerintah, dalam hal ini dinas kesehatan perlu lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama dalam pengadaan sarana seperti laboraturium malaria yang meneliti penyakit ini di daerah endemis, mengupayakan kerjasama dengan pihak terkait untuk pengadaan kelambu berinsektisida secara gratis bagi masyarakat yang tidak mampu untuk membelinya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries022010101039;
dc.subjectPenyakit Malariaen_US
dc.titleGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENYAKIT MALARIA SERTA PEMERIKSAAN SAMPEL DARAH MASYARAKAT PERUMAHAN ADAT DI KECAMATAN KOTA WAIKABUBAK KABUPATEN SUMBA BARAT - NTTen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record