Show simple item record

dc.contributor.authorRiefka Aulia
dc.date.accessioned2013-11-29T10:24:20Z
dc.date.available2013-11-29T10:24:20Z
dc.date.issued2013-11-29
dc.identifier.nimNIM072110101006
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1787
dc.description.abstractLingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan, dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat. Salah satu indikator baiknya status kesehatan masyarakat dalam lingkup rumah tangga adalah ketersediaan air bersih baik dari segi kualitas dan kuantitas. Berdasarkan data Puskemas Arjasa tahun 2011 penyakit diare dan gastroenteritis menempati urutan ketiga terbesar dengan jumlah 1.615 penderita.Hal ini mengindikasikan terjadinya water borne disease. Dalam air bersih semakin tinggi tingkat kekeruhan, semakin tinggi risiko bahwa orang-orang dapat mengembangkan penyakit gastrointestinal, sebab kontaminasi seperti virus / bakteri dapat menjadi melekat pada padatan tersuspensi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas air adalah perilaku pemanfaatan air tersebut di mana dalam penelitian ini yang ditinjau lebih lanjut adalah aktivitas masyarakat menggunakan air sumur. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross-sectional. Penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling, keseluruhan sampel berjumlah 35 sumur. Kedua variabel yang diduga saling berhubungan dianalisis dengan statistik uji asosiasi asimetri lambda statistik L dan Chi Square dengan α = 0,05. Pengambilan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara, observasi dan pemeriksaan laboratorium. Analisis statistik tersebut menghubungkan pengetahuan masyarakat terhadap kualitas air sumur (kekeruhan, bau, rasa dan coliform) serta menghubungkan perilaku masyarakat terhadap kualitas air sumur (kekeruhan, bau, rasa dan coliform). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara pengetahuan masyarakat terhadap kekeruhan (p = 0,466); bau (p = 0,832); rasa (p = 0,365); dan coliform (p = 0,791) tidak ada hubungan yang signifikan; serta hubungan antara perilaku masyarakat terhadap kekeruhan (p = 0,181); bau (p = 0,504); rasa (p = 0,653); dan coliform (p = 0,855) tidak ada hubungan yang signifikan. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium air sumur di Dusun Calok – Desa Arjasa yaitu kekeruhan dan kandungan coliform, diperoleh hasil 94,3% responden bahwa kekeruhan air sumurnya tidak melebihi 25 NTU dan 88,6% responden terdapat kandungan coliform yang melebihi 50 JPT/100ml. Oleh sebab itu, diharapkan masyarakat di Dusun Calok – Desa Arjasa dapat memperbaiki kondisi fisik sumur yang memenuhi syarat dan meningkatkan perilaku hidup sehat agar mencegah kontaminasi air yang merupakan akibat dari aktivitas/kegiatan rumah tangga sehari hari.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072110101006;
dc.subjectPENGETAHUAN DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS FISIK( KEKERUHAN, BAU, RASA)en_US
dc.titleANALISIS PENGETAHUAN DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS FISIK (KEKERUHAN, BAU, RASA) DAN BAKTERIOLOGIS (COLIFORM) AIR SUMUR GALIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record