Show simple item record

dc.contributor.authorZainur Rasyid Ridlo
dc.date.accessioned2014-01-07T02:27:30Z
dc.date.available2014-01-07T02:27:30Z
dc.date.issued2014-01-07
dc.identifier.nimNIM060210102117
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13787
dc.description.abstractPartikel dengan energi berapapun yang berkorelasi dengan bilangan kuantum utama, meskipun energinya lebih rendah dari perintang. Partikel tersebut masih memiliki peluang untuk dapat menerobos suatu ‘’Dinding’’ perintang. Kejadian di atas dapat diidentikkan dengan sebuah elektron yang sedang bergerak dengan energi (E) akan melewati suatu perintang dengan energi potensial (V) yang lebih besar dari energi elektron. Pada skala mikroskopik benda bergerak tidak hanya berperilaku sebagai partikel, tetapi juga berperilaku sebagai gelombang, hal ini bersesuaian dengan hipotesa de Broglie. Titik berat analisis saat elektron menerobos perintang adalah keadaan elektron saat berperilaku sebagai gelombang. Semua analisis yang diterapkan adalah formulasi gelombang. Gejala pada deskripsi diatas dikenal dengan sebutan Efek Terobosan (Tunneling Effect). Energi Elektron yang digunakan untuk menerobos perintang menggunakan energi akibat perubahan bilangan kuantum utama pada keadaan tiga dimensi yaitu 𝑛𝑥 , 𝑛𝑦 , 𝑑𝑎𝑛 𝑛𝑧 . Perintang yang digunakan berupa potensial yang setara dengan Magneton Bohr, yaitu suatu bentuk energi yang dipengaruhi oleh adanya medan magnet eksternal yang diterapkan pada atom tersebut. Visualisasi efek terobosan menggunakan metode komputasi. Menggunakan algoritma untuk menganalisis perhitungan nilai energi hingga koefisien transmisi. Sebaran gelombang digambarkan dalam keadaan tiga dimensi dengan model slice. Besarnya koefisien transmisi dianalisis menggunakan asas kontinuitas pada syarat batas dengan menggunakan operator persamaan deferensial orde kedua untuk tiga keadaan. Saat sebelum memasuki perintang, di dalam perintang, dan saat lolos berada di luar perintang. Menghasilkan lima persamaan gelombang dengan rincian sebagai berikut, dua persamaan gelombang saat di daerah pertama sebelum memasuki perintang. Dua persamaan gelombang saat berada di dalam perintang, dan satu persamaan gelombang saat lolos dari perintang. Masingmasing keadaan memiliki perbedaan amplitudo akibat adanya perbedaaan energi. Energi terendah dimiliki oleh keadaan dasar dengan susunan bilangan kuantum (1.1.1) senilai 451.8256 eV dengan koefisien transmissi 8.0235 10-18. Energi tertinggi dimiliki oleh kombinasi bilangan kuantum (3.3.3) senilai 4.066 103 eV dengan koefisien transmisi 4.4095 10-15. Perubahan bilangan kuantum baik secara Degenerate maupun non-Degenerate mengakibatkan perubahan nilai energi elektron yang akan berkontribusi pada nilai K dan K’ serta nilai koefisien transmisi yang dihasilkan pada keadaan tiga Dimensi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210102117;
dc.subjectSingle Partikel, Eksitasien_US
dc.titleANALISIS EFEK TEROBOSAN SINGLE PARTIKEL DALAM KEADAAN EKSITASIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record