Show simple item record

dc.contributor.authorElok Dewantari
dc.date.accessioned2013-12-30T02:18:38Z
dc.date.available2013-12-30T02:18:38Z
dc.date.issued2013-12-30
dc.identifier.nimNIM031610101092
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13761
dc.description.abstractPengaruh Pemberian Seduhan Mahkota Dewa (Phaleria Papuana Warb. Var. Wichanannii (Val)Back ) Terhadap Jumlah Makrofag Jaringan Granulasi Post Ekstraksi Gigi Tikus Wistar Jantan; Elok Dewantari, 031610101092; 2007: 48 halaman; Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Di Indonesia lebih dari 940 jenis flora yang telah digunakan sebagai obat tradisional. Tanaman obat merupakan salah satu sumber daya alam potensial yang dapat dimanfaatkan, baik secara tradisional sebagai obat, jamu maupun sebagai bahan kosmetik. Selain murah dan mudah didapat, obat tradisional yang berasal dari tanaman memiliki efek samping yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya dibanding obat-obat kimia. Salah satunya adalah tanaman mahkota dewa (Phaleria macrocarpa). Meskipun pembuktian ilmiah tentang tanaman ini masih terbatas, namun diketahui bahwa mahkota dewa memiliki banyak kandungan kimia, diantaranya alkaloid, polifenol, saponin, flavonoid, yang diduga dapat digunakan sebagai obat antiradang. Ekstraksi gigi menyebabkan keradangan, yang ditunjukkan dengan pengeluaran sel radang, salah satunya makrofag. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh seduhan mahkota dewa terhadap jumlah makrofag pada jaringan granulasi post ekstraksi gigi tikus Wistar jantan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian seduhan (kulit beserta daging buah) mahkota dewa terhadap jumlah makrofag pada jaringan granulasi post ekstraksi gigi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kemampuan seduhan (kulit beserta daging buah) mahkota dewa sebagai anti radang. Penelitian ini menggunakan 36 ekor tikus Wistar yang dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing 12 ekor tikus. Pada kelompok 1 sebagai kelompok kontrol normal tidak dilakukan ekstraksi gigi dan tidak diberi seduhan (kulit beserta daging buah) mahkota dewa, kelompok 2 dilakukan ekstraksi gigi sebagai kontrol negatif. Kelompok 3 dilakukan ekstraksi gigi dan diberi seduhan (kulit beserta daging buah) mahkota dewa sebagai kelompok perlakuan. Ketiga kelompok tersebut dibagi dalam 3 sub kelompok, tiap sub kelompok terdiri dari 4 ekor tikus Wistar yang kemudian dikorbankan pada hari ke-2, 5 dan 8. Setelah dikorbankan, tikus Wistar diambil rahangnya, dibuat preparat jaringan dari soket bekas pencabutan gigi dan jumlah makrofag diamati dengan mikroskop. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Two-way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah makrofag pada kelompok perlakuan lebih rendah dibanding rata-rata jumlah makrofag pada kelompok kontrol negatif. Efek anti radang dari seduhan (kulit beserta daging buah) mahkota dewa terlihat nyata pada kelompok yang dilakukan ekstraksi gigi dan diberikan seduhan (kulit beserta daging buah) mahkota dewa hal ini ditunjukkan dengan penurunan ratarata jumlah makrofag dibandingkan kelompok yang hanya dilakukan ekstraksi. x Keadaan ini disebabkan adanya bahan-bahan kimia yang terkandung dalam seduhan (kulit beserta daging buah) mahkota dewa, diantaranya saponin dan flavonoid. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pemberian seduhan mahkota dewa dapat menurunkan jumlah makrofag pada jaringan post ekstraksi, akan tetapi lama pemberian tidak mempengaruhi penurunan tersebut.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries031610101092;
dc.subjectMAHKOTA DEWA ( PHALERIA PAPUANA WARB. VAR. WICHANANNII (VAL)BACK )en_US
dc.titlePENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN MAHKOTA DEWA ( PHALERIA PAPUANA WARB. VAR. WICHANANNII (VAL)BACK ) TERHADAP JUMLAH MAKROFAG JARINGAN GRANULASI POST EKSTRAKSI GIGI TIKUS WISTAR JANTANen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record