Show simple item record

dc.contributor.authorAhmad Fauzi
dc.date.accessioned2013-12-27T01:58:35Z
dc.date.available2013-12-27T01:58:35Z
dc.date.issued2013-12-27
dc.identifier.nimNIM070910101120
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13129
dc.description.abstractKanada merupakan negara penandatangan pertama Protokol Kyoto tentang perubahan iklim pada tanggal 29 April 1998 dan menjadi negara pertama pula yang mengundurkan diri dari Protokol Kyoto pada tanggal 12 Desember 2011. Dalam rentang waktu antara penandatanganan sampai pengunduran diri, di Kanada telah terjadi pergantian pemerintahan yang berdampak kepada perubahan arah kebijakan Protokol Kyoto dan kondisi politik domestik. Kondisi ini menarik untuk diteliti dengan masalah yang menjadi titik fokusnya adalah mengapa Kanada mundur dari Protokol Kyoto. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan alasan Kanada mundur dari Protokol Kyoto. Penelitian menggunakan metode studi literatur dalam mengumpulkan data. Sementara untuk membantu menjawab dan menjelaskan permasalahan, penulis menggunaan metode analisa deduktif. Dalam penelitian ini penulis melakukan pendekatan kualitatif untuk menganalisis data yang bukan berbentuk numerik. Sedangkan untuk dapat mengetahui dan menjelaskan alasan Kanada mundur dari Protokol Kyoto penulis menggunakan kerangka pikir Teori Pembuatan Keputusan William D. Coplin dan Teori Sistem Politik David Easton. Teori Pembuatan Keputusan digunakan untuk mengetahui bagaimana aktor pembuat keputusan mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi proses pembuatan keputusan. Selanjutnya, untuk dapat menjelaskan strategi aktor pembuat keputusan dalam mengimplementasikan keputusan secara prosedural penulis menggunakan Teori Sistem Politik. vii viii Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan Kanada mundur dari Protokol Kyoto dilatarbelakangi sejumlah alasan. Pertama, Protokol Kyoto tidak mencakup Amerika Serikat dan Cina sebagai negara pengemisi terbesar guna menstabilkan konsentrasi GRK di atmosfer melalui tindakan penurunan atau pengurangan jumlah emisi yang mengikat dalam menanggulangi masalah perubahan iklim sehingga menjadi tidak efektif. Amerika Serikat sebagai negara Annex I bukan peratifikasi berkontribusi sebesar 23,2 persen di tahun 1990 dan 17,9 persen pada tahun 2009 terhadap emisi global. Sementara Cina sebagai negara Non-Annex berkontribusi sebesar 10,7 persen di tahun 1990 dan 23,7 persen pada tahun 2009 terhadap emisi global. Sedangkan Kanada sebagai negara Annex I peratifikasi berkontribusi kecil terhadap emisi global, yakni sebesar 2,1 persen di tahun 1990 dan 1,8 persen pada tahun 2009. Kedua, kondisi politik domestik. Tindakan politik luar negeri untuk mundur dari Protokol Kyoto merupakan penerapan hak prerogatif kerajaan yang dimiliki oleh Pemerintah Partai Konservatif. Tindakan politik luar negeri Pemerintah Partai Konservatif untuk mundur dari Protokol Kyoto telah memenuhi prosedur hukum di Kanada. Penerapan hak prerogatif kerajaan ini dilakukan oleh Pemerintah Partai Konservatif dengan mempertimbangkan kebijaksanaan umum yaitu menghindarkan keterpurukan ekonomi domestik di tengah upaya pemulihan ekonomi sebagai dampak resesi global 2008-2009 ketika Pemerintah Partai Konservatif memiliki otoritas lebih dari sebelumnya sebagai pemerintahan mayoritas. Ketiga, Kanada dihadapkan pada denda sebesar US$14 milyar jika pada akhir tahun 2012 gagal memenuhi target penurunan atau pengurangan emisi sebesar 6 persen di bawah emisi tahun 1990 pada akhir tahun 2012. Pemerintah Partai Konservatif berkeberatan mengenai denda atas kegagalan pemenuhan target penurunan atau pengurangan emisi mengingat kontribusi emisi Kanada menurun dari 2,1 persen di tahun 1990 menjadi 1,8 persen pada tahun 2009. Sesuai dengan agenda kebijakan ekonomi Pemerintah Partai Konservatif untuk menghapus defisit anggaran tahun 2014-2015 melalui pengendalian pengeluaran dan pemborosan, pembayaran ix denda bertolak belakang dengan upaya untuk menghapus defisit anggaran dan pemulihan ekonomi sebagai dampak resesi global 2008-2009. Selain itu, karena ekonomi Kanada berorientasi ekspor dan 40 persen ekspor merupakan komoditas berbasis SDA dimana 40 persen dari SDA merupakan produk energi, pemenuhan target penurunan atau pengurangan emisi yang akan berakhir pada akhir tahun 2012 mustahil dapat dilakukan. Hal ini dikarenakan kedudukan energi dalam ekonomi Kanada adalah penting mengingat emisi GRK Kanada berfluktuatif terhadap konsumsi atau penggunaan energi dimana secara eksklusif digunakan oleh konsumen akhir di berbagai sektor ekonomi (seperti perumahan, komersial/kelembagaan, industri, transportasi, dan pertanian). Sehingga, pemaksaan pemenuhan target penurunan atau pengurangan emisi dapat membawa ekonomi menuju resesi yang lebih dalam di masa pemulihan ekonomi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070910101120;
dc.subjectSistem Politiken_US
dc.titleKEPUTUSAN KANADA MUNDUR DARI PROTOKOL KYOTO (Canada’s Decision to Withdraw from the Kyoto Protocol) PROTOKOL KYOTOen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record