Show simple item record

dc.contributor.authorIndah Kusuma Wardani
dc.date.accessioned2013-12-27T00:49:06Z
dc.date.available2013-12-27T00:49:06Z
dc.date.issued2013-12-27
dc.identifier.nimNIM102010101048
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13025
dc.description.abstractDiabates Melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik di mana seseorang memiliki kadar glukosa darah yang t inggi, baik karena pankreas t idak mampu memproduksi insulin yang cukup, atau karena sel t idak merespon insulin yang diproduksi. Di Indonesia, DM t ipe 2 mendapat perhatian lebih oleh para klinisi. Hal ini dikarenakan sebagian besar penyandang DM di Indonesia kebanyakan adalah penyandang DM t ipe 2. DM tipe 2 merupakan salah satu tipe diabetes dimana terjadi resistensi insulin atau kekurangan insulin yang terjadi akibat dari lamanya obesitas, distribusi lemak tubuh, kurangnya aktifitas jasmani, serta hiperinsulinemia. Peningkatan insidensi diabetes melitus yang eksponensial ini tentu akan diikuti oleh meningkatnya kemungkinan terjadinya komplikasi kronik diabetes melitus. Berbagai penelit ian prospektif jelas menunjukan meningkatnya penyakit akibat penyumbatan pembuluh darah, baik mikrovaskular seperti ret inopati dan nefropati maupun makrovaskular seperti penyakit pembuluh darah koroner dan juga pembuluh darah tungkai bawah. latihan fisik telah dianggap sebagai landasan manajemen diabetes, bersama dengan diet dan obat. Latihan fisik didefinisikan sebagai gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot skeletal yang memerlukan pengeluaran energi lebih dari pengeluaran energi istirahat. Tujuan penelit ian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan fisik jangka pendek terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita DM tipe 2. Penelit ian ini adalah penelit ian eksperimental dengan difference from constant (one sample case). Metode pengambilan sample dilakukan dengan menggunakan teknik randomisasi. Jumlah sampel yang dibutuhkan dihitung dengan menggunakan perangkat lunak G-power dan disapatkan angka sampel 26 orang. Sampel dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi dan menyatakan setuju ikut penelit ian. Pada awalnya penderita diharuskan puasa selama 8 jam lalu melakukan pengukuran kadar glukosa darah puasa setelah itu penderita diberikan beban makanan yang sudah diseragamkan. Selanjutnya 2 jam setelah makan dilakukan pengukuran kadar glukosa darah yang kedua. Baru setelah it u melakukan latihan fisik selama 15 menit, untuk pengukuran yang ketiga kit a menunggu 30 menit setelah latihan fisik. Hasil perbedaan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah latihan fisik dianalisis deengan menggunakan t-test. Berdasarkan hasil penelit ian didapatkan seluruh sampel (26 orang) mengalami penurunan kadar glukosa darah dari 2 jam setelah makan dan 30 menit setelah latihan fisik. Hal ini mungkin disebabkan karena saat menjalankan latihan fisik aliran darah akan meningkat yang akan menyebabkan banyaknya sel β pankreas yang tersedia dan aktif. Kadar glukosa darah 2 jam setelah makan ratarata 204,2308 dan kadar glukosa darah setelah 30 latihan fisik rata-rata sebesar 165,5769. Hasil uji t-test perbedaan kadar glukosa darah pada 2 jam setelah makan dan 30 menit setelah latihan fisik didapatkan nilai p sebesar 0,000 persen untuk derajat kepercayaan α = 5%. Ini berarti kadar glukosa darah 30 menit setelah latihan fisik lebih rendah secara bermakna dibanding kadar glukosa darah 2 jam setelah makan. Hasil diatas menguatkan bahwa latihan fisik selama 15 menit signifikan berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita DM tipe 2.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries102010101048;
dc.subjectDiabetes melitusen_US
dc.titlePENGARUH LATIHAN FISIK JANGKA PENDEK TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 (STUDI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG BERKUNJUNG DI POLI PENYAKIT DALAM RSD DR SOEBANDI JEMBER)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record