Show simple item record

dc.contributor.authorNurma Nafis Khoirun Nisa’
dc.date.accessioned2013-12-24T04:01:46Z
dc.date.available2013-12-24T04:01:46Z
dc.date.issued2013-12-24
dc.identifier.nimNIM112110101173
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/12194
dc.description.abstractAnemia gizi yang disebabkan karena kekurangan zat besi masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia, sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional, jumlah sampel sebanyak 188 responden. Data primer pada penelitian ini adalah data mengenai petugas, dana, sarana prasarana, metode, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi program pemberian Fe3. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan keseluruhan hasil yang diperoleh akan menggambarkan perbedaan faktor input dan proses cakupan program pemberian Fe3 pada ibu hamil dari masing- masing Puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok umur 18-40 tahun di Puskesmas Labruk sebesar 58,3% dan Puskesmas Gucialit sebesar 66,7% yang tergolong dalam usia dewasa dini, sebagian besar responden tingkat pendidikan terakhirnya adalah DIII, namun pada Puskesmas Labruk responden yang melanjutkan jenjang pendidikan dari DIII ke D4 lebih banyak dari pada responden Puskesmas Gucialit. Lama kerja responden pada Puskesmas Labruk memiliki rentang 10 - 20 tahun dan pada Puskesmas Gucialit rentang lama bekerja yaitu <10 tahun. Seluruh responden di Puskesmas Labruk dan Puskesmas Gucialit tidak pernah mendapatkan pelatihan program pemberian Fe3 secara khusus. Tersedia dana untuk pelaksanaan program pemberian Fe3 di Puskesmas Labruk dan Puskesmas Gucialit, dana berasal dari APBN dan APBD. Dana yang diberikan tidak berupa fresh money melainkan berupa barang yaitu tablet tambah darah. Pada Puskesmas Labruk dan Puskesmas Gucialit sarana prasaran yang ada berupa Hb meter atau Hb sahli dan tablet tambah darah dengan jumlah yang memadai. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ahli gizi maupun bidan pelaksana di Puskesmas Labruk dan Puskesmas Gucialit melakukan perencanaan program pemberian Fe3 yang dilakukan setiap 1 tahun sekali berupa pengadaan tablet tambah darah, perencanaan lintas sektor yaitu perencanaan yang dilakukan oleh ahli gizi bekerjasama dengan bidan desa untuk selalu memberikan tablet tambah darah dan KIE pada ibu hamil. Perencanaan lintas program dilakukan oleh bidan desa bekerjasama dengan kader dengan menjelaskan bagaimana cara minum tablet tambah darah pada ibu hamil. Pengorganisasian dalam program ini selalu melibatkan ahli gizi, bidan, kader, maupun pengurus PKK setempat untuk mengatur serta membagi tugas atau pekerjaan dalam pelaksanaan program pemberian Fe3. Pelaksanaan program pemberian Fe3 terdiri dari tiga kegiatan yaitu pemberian minimal 90 tablet tambah darah, memberikan KIE, dan pengawasan konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil. Evaluasi program dilakukan secara berkala yaitu setiap satu bulan sekali oleh Puskesmas Labruk dan Puskesmas Gucialit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor input dan proses program pemberian Fe3 di Puskesmas Labruk lebih baik daripada Puskesmas Gucialit, ini terlihat dari perbedaan faktor input yang meliputi pendidikan dan lama kerja. Perbedaan faktor proses terletak pada perencanaan dan pelaksanaan program pemberian Fe3. Adanya perbedaan faktor input dan proses dalam penelitian ini menyatakan bahwa dengan input dan proses yang baik maka dapat menghasilkan output yang baik pula.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries112110101173;
dc.subjectPerbedaan Faktor Input dan Proses Program Pemberian Fe3en_US
dc.titlePERBEDAAN FAKTOR INPUT DAN PROSES PROGRAM PEMBERIAN Fe3 DI PUSKESMAS LABRUK DAN PUSKESMAS GUCIALIT KABUPATEN LUMAJANGen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record