Show simple item record

dc.contributor.authorHERYUNTARI DIAN CAHYANI
dc.date.accessioned2013-12-24T01:53:41Z
dc.date.available2013-12-24T01:53:41Z
dc.date.issued2013-12-24
dc.identifier.nimNIM071610101107
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/11809
dc.description.abstractPlak gigi adalah deposit lunak yang menempel pada permukaan gigi, gigi tiruan, tumpatan dan jaringan keras lainya dalam rongga mulut. Kandungan plak terdiri atas berbagai jenis mikroorganisme beserta produknya, bahan-bahan anorganik, sel-sel epitel, sel darah dan bahan-bahan organik lainya. Berdasarkan lokasinya plak gigi dibedakan menjadi dua yaitu plak subgingiva dan plak supragingiva. Baik plak subgingiva maupun supragingiva memiliki peran penting terhadap proses terjadinya berbagai penyakit rongga mulut. Pada umumnya plak supragingiva merupakan faktor predisposisi terjadinya karies gigi dan gingivitis (Carranza, 2006 dan Handajani, 2002). Jika plak supragingiva mengalami penurunan pH hingga 5,5 maka proses karies akan terjadi. Karies gigi atau biasa dikenal dengan istilah gigi berlubang adalah terjadinya dekalsifikasi pada gigi akibat terganggunya keseimbangan antara email dengan lingkungan. Penyebabnya melibatkan banyak faktor, faktor diet dan bakteri memiliki andil besar dalam terjadinya proses karies. Jenis makanan yang mengandung sukrosa berpotensi tinggi terjadinya karies. Karena sukrosa akan difermentasi oleh bakteri asidogenik sehingga menghasilkan asam dan menurunkan pH plak yang bisa mendekalsifikasi email. Jika penurunan plak terus terjadi maka proses dekalsifikasi akan menghasilkan lubang mikro yang berlanjut pada kematian molekuler pada gigi. Sampai saat ini di Indonesia karies masih memiliki prevalensi yang cukup tinggi yaitu menunjukan angka 90%. Telah banyak usaha yang dilakukan dalam penatalaksanaan karies. Baik melalui usaha preventif maupun kuratif (Situmorang, 2004; Leighton, 2007; Irmawati dan Kuntari, 2001). Dewasa ini perawatan kedokteran gigi lebih ditekankan pada perawatan preventif, selain alasan biaya yang lebih murah perawatan preventif juga lebih efektif dalam menekan tinginya prevalensi karies gigi (Situmorang, 2004). Penggunaan pemanis alternatif adalah salah satu contoh upaya preventif terjadinya karies gigi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071610101107;
dc.subjectEFEKTIVITAS PERMEN KARET XYLITOL , PERMEN KARET PROBIOTIK Lactobacillus reuterien_US
dc.titlePERBANDINGAN EFEKTIVITAS PERMEN KARET XYLITOL DAN PERMEN KARET PROBIOTIK Lactobacillus reuteri TERHADAP STABILITAS pH PLAK SUPRAGINGIVAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record