Show simple item record

dc.contributor.authorFIRDHAUS, Icha Hanifa
dc.date.accessioned2023-05-23T11:16:12Z
dc.date.available2023-05-23T11:16:12Z
dc.date.issued2023-01-10
dc.identifier.nim182110101094en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/116431
dc.description.abstractNelayan merupakan jenis pekerjaan yang belum banyak memperhatikan aspek K3, mempunyai risiko yang cukup kompleks dalam melakukan aktivitasnya seperti bahaya kerja dan masalah kesehatan yang muncul akibat alat, proses, lingkungan kerja yang tidak sehat. Nelayan dalam melakukan pekerjaannya, juga dipengaruhi oleh faktor alam yaitu musim panen dan paceklik ikan. Pada musim paceklik hasil tangkap ikan sedikit dan dapat menyebabkan berkurangnya pendapatan sehingga mengakibatkan stres kerja dan gangguan psikologis pada nelayan. Berbeda saat masa panen, karena beban kerja yang tinggi nelayan banyak mengalami penurunan kondisi kesehatannya. Pada kedua masa tersebut mempunyai perbedaan dan persamaan kondisi yang berpengaruh terhadap kesehatan dan dapat menentukan kualitas hidup. Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Banyuwangi yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan dan merupakan daerah penghasil perikanan tangkap terbesar. Menurut hasil studi pendahuluan, aktivitas kerja dan penghasilan nelayan sangat bergantung pada perubahan musim pencarian ikan dimana dapat menentukan kualitas hidup di setiap musim. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan kualitas hidup pada nelayan saat musim panen dan paceklik ikan di Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan desain observasional dengan metode studi komparatif dengan responden nelayan di Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Populasi berjumlah 230 orang dengan sampel sebanyak 68 nelayan. Pengambilan data dilakukan sebanyak 2 kali pada musim paceklik yaitu Bulan Juni-Juli 2022 dan musim panen pada Bulan Agustus 2022. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pendapatan dan aspek K3, sedangkan variabel dependennya adalah kualitas hidup. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dengan kuesioner kualitas hidup WHOQOL-BREF dan observasi. Analisis data menggunakan uji statistik beda rata-rata 2 sampel yaitu wilcoxon dan uji t berpasangan denga α sebesar 0,05 kemudian hasil ditulis dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil penelitan menunjukkan bahwa responden paling banyak berusia 46-55 tahun (36,8%), tingkat pendidikan SMP/Sederajat (36,8%), mayoritas berstatus kawin (48%), memiliki masa kerja >10 tahun (63,2%), dan tidak mempunyai pekerjaan lain (61,8%). Pada masa paceklik ikan, seluruh nelayan mempunyai pendapatan ≤Rp. 1.500.000 tiap bulannya (100%), mayoritas dengan durasi kerja 6-8 jam (73,5%), tidak pernah menerima pelatihan kerja (82,4%), tidak pernah mengalami kecelakaan kerja (63,2%), dan kadang-kadang mengalami gangguan kesehatan (42,6%). Bahaya kerja paling mendominasi adalah bahaya kerja fisis dan biologi. Kualitas hidup musim paceklik mayoritas memiliki kategori dimensi fisik baik (66,2%), dimensi psikologis buruk (50%), dimensi hubungan sosial sedang (70,6%), dimensi lingkungan buruk (67,6%), serta kategori skor keseluruhan kualitas hidup sedang (94,1%). Pada masa panen ikan mayoritas pendapatan Rp.1.500.000 s/d Rp.2.500.000 (66,2%), durasi kerja >8 jam (100%), tidak pernah menerima pelatihan kerja (89,7%), serta sering mengalami kecelakaan kerja (36,8%) dan gangguan kesehatan (41,2%). Potensi bahaya kerja yang paling mendominasi adalah bahaya fisis. Kualitas hidup musim panen kategori dimensi fisik buruk (58,8%), dimensi psikologis baik (75%), dimensi hubungan sosial sedang (57,4%), dimensi lingkungan sedang (69,1%), serta kategori skor keseluruhan kualitas hidup sedang (92,6). Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan pendapatan (p<0,00001), durasi kerja (p<0,00001), kejadian kecelakaan kerja (p<0,00001), gangguan kesehatan (p=0,001), dimensi fisik (p<0,00001), dimensi psikologis (p<0,00001), dimensi hubungan sosial (p<0,00001), dimensi lingkungan (p<0,00001), serta skor keseluruhan kualitas hidup (p=0,007) pada nelayan pada musim panen dan paceklik ikan serta tidak terdapat perbedaan aspek pelatihan kerja (p=0,166) pada nelayan pada musim panen dan paceklik ikan di Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Dimensi yang paling mendominasi saat paceklik adalah dimensi psikologis, sedangkan pada masa panen didominasi oleh dimensi fisik, dimana keduanya berada dalam kategori buruk. Saran yang dapat diberikan untuk nelayan yaitu saat panen memeriksakan kondisi kesehatan fisiknya sebelum berangkat melaut untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan, menggunakan APD saat bekerja, membawa peralatan P3K, alat keselamatan kapal, mengikuti pelatihan kerja, dan melakukan strategi adaptasi saat musim paceklik seperti melakukan pekerjaan musiman. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengkajian secara kualitatif terkait dimensi psikologis nelayan yang menjadi faktor paling mendominasi dalam penilaian kualitas hidup dimana dalam kategori buruk saat paceklik dan dalam kondisi yang baik saat panen.en_US
dc.description.sponsorshipDr. Anita Dewi Prahastuti Sujoso, S.KM., M.Sc. Ana Islamiyah Syamila, S.Keb., M.KKK.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectKUALITAS HIDUPen_US
dc.subjectNELAYANen_US
dc.subjectASPEK K3en_US
dc.titlePerbedaan Kualitas Hidup pada Nelayan saat Musim Panen dan Paceklik Ikan di Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangien_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiKesehatan Masyarakaten_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Anita Dewi Prahastuti Sujoso, S.KM., M.Sc.en_US
dc.identifier.pembimbing2Ana Islamiyah Syamila, S.Keb., M.KKK.en_US
dc.identifier.validatorTaufiken_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record