Persepsi Petani Buah Naga Tentang Pertanian Ramah Lingkungan di Kecamatan Tegaldlimo
Abstract
Pertanian merupakan kegiatan ekonomi yang banyak dilakukan oleh
masyarakat di Indonesia. Salah satu komoditas pertanian yang diminati adalah
pertanian hortikultura. Sistem pertanian ini meliputi tanaman hias, tanaman obat,
buah, dan sayur. Buah-buahan menjadi salah satu prospek bisnis yang cerah dalam
model pertanian ini. Kabupaten Banyuwangi, merupakan daerah yang sebagian
besar ekonomi masyarakatnnya ditopang oleh sektor pertanian. Banyak dari
masyarakat Banyuwangi juga memilih bertani hortikultura, khususnya buahbuahan seperti buah naga. Banyuwangi dikenal sebagai daerah yang banyak
memproduksi buah naga dan menjadi pemasok buah naga terbesar di Indonesia.
Namun di balik kesukesean bertani buah naga, banyak juga petani yang
merasakan kesulitan dalam bertani buah naga, seperti yang terjadi pada petani di
Kecamatan Tegaldlimo, yang merasakan harga jual buah naga menjadi rendah
akibat adanya pasokan yang berlebih, namun hal ini tidak diiringin dengan
peningkatan kualitas buah.
Berdasarkan hal tersebut, dirasa perlu untuk mengembangangkan pertanian
ramah lingkungan dalam pengoptimalan hasil pertanian dengan diiringi oleh
pelestarian lingkungan. Hal ini selaras oleh teori yang dikemukan oleh Serageldin
mengenani pembangunan berkelanjutan yang harus melihat ketiga aspek yakni
sosial, ekonomi, dan ekologi. Pada pembangunan pertanian model pertanian
ramah lingkungan merupakan model pertanian yang mengarah pada pertanian
berkelanjutan yang mendukung ketahanan dan keamanan pangan, guna
meningkatkan kesejahteraan petani. Namun meskipun pertanian berkelanjutan
dapat memberikan keunggulan itu, banyak petani yang tetap menggunakkan
model pertanian lama. Hal inilah yang menjadi fokus peneliti, untuk mengetahui
persepsi petani mengenai pertanian ramah lingkungan untuk dapat melihat potensi
penerapaan model pertanian ini di masa mendatang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran fenomena
tanpa uji hipotesis. Hal ini juga dilakukan agar peneliti dapat menangkap tren dan
pandangan petani mengenai persepsi petani buah naga terhadap pertanian ramah
lingkungan secara menyeluruh. Variabel yang digali dalam penelitian ini adalah
pengetahuan dan sikap petani terkait pertanian ramah lingkungan. Penelitian
dilakukan dengan penyebaran 100 kuesioner pada petani buah naga di Kecamatan
Tegaldlimo.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas petani tegaldlimo
memiliki persepsi yang positif terhadap pertanian ramah lingkungan. Pengetahuan
yang dimiliki petani buah naga di Tegaldlimo tentang pertanian ramah lingkungan
juga sudah cukup baik karena mayoritas petani 78% atau 78 orang sudah pernah
mendengar tentang pertanian ramah lingkungan. Namun sikap mereka
menunjukan bahwa mereka belum menerapkan pertanian ramah lingkungan, hal
ini ditujukan dengan masih banyak petani yang menggunakan bahan kimia dalam
pertaniannya. Meskipun begitu petani buah naga di Tegaldlimo cenderung
merespon positif terkait motivasi dalam menerapkan pertanian ramah lingkungan
pada 5 tahun ke depan hal ini dibuktikan dengan jumlah presentase yang
mencapai angka 49% setuju dan 30% netral . Maka dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa meskipun belum menerapkan pertanian ramah lingkungan
pada pertanian mereka, petani buah naga di Tegaldlimo sudah memiliki
pengetahuan dan motivasi untuk dapat menerapkan pertanian ramah lingkungan
pada pertanian mereka.