Pola Makan 3J, AKtivitas Fisik dan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Usia Produktif di Prolanis Puskesmas Ajung

Abstract

Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan tipe diabetes paling banyak diderita yaitu sekitar 90% dari keseluruhan kasus diabetes di dunia. Laju peningkatan diabetes ini juga lebih signfikan dibandingkan dengan kasus DM tipe 1. Hal ini terbukti dengan peningkatan prevalensi diabetes pada usia produktif (usia 15-64) dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018 di seluruh Indoensia. Sementara di Kabupaten Jember, terdapat 510 kasus DM tipe 2 yang penderitanyaya tegolong usia produktif. Tonggak upaya untuk mencapai kualitas hidup yang baik di antara pasien DM ini adalah dengan menerapkan upaya pola makan terutama dengan konsep tepat Jumlah, Jenis dan Jadwal (3J), serta aktvitias fisik secara reguler. Berdasarkan permasalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pola makan 3J dan aktivitas fisik berdasarkan kadar glukosa darah penderita DM tipe 2 usia produktif di Prolanis Puskesmas Ajung, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan periode penelitian dari Mei sampai Juli 2020 di Prolanis Puskesmas Ajung. Terdapat 22 pasien DM tipe 2 usia produktif yang merupakan populasi sekaligus sampel dalam penelitian (total sampling). Pengumpulan data tentang pola makan 3J menggunakan instrumen semi Food Frequency Questionnaire (FFQ) dan recall 2x24 jam, sementara aktivitas fisik diukur menggunakan Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ). Bersamaan dengan kedua pengukuran tersebut, kadar gula darah sewaktu responden juga diukur dalam dua kali kunjungan untuk menentukan hasil rata-rata. Selanjutnya, temuan data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden didominasi oleh 77,27% perempuan dengan pendidikan terakhir SMA dan bekerja sebagai ibu rumah tangga (31,81%). Lebih lanjut, sebanyak 72,7% responden memiliki kadar gula darah yang buruk (>200 mg/dL) dengan pola makan 3J yang juga buruk yakni 100%. Kondisi ini dipicu oleh kebiasaan responden yang tidak menepati jumlah dan jadwal makan dengan baik. Jumlah yang dimaksud adalah rata-rata asupan energi dan zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) yang tidak menunjukkan angka dengan tepat sesuai standar Diet I dan Diet III diabetes. Sementara tidak tepat jadwal berarti responden melewatkan makan utama umumnya siang dan malam serta tidak mengonsumsi selingan 2-3 kali per hari. Sejalan dengan hal tersebut, 59,1% responden masih tidak mengkonsumsi jenis makanan dengan baik bahkan 45,4% dari mereka berstatus gula darah buruk. Sedangkan hasil penelitian terkait aktivitias fisik, mayoritas responden (59,1%) memiliki aktvititas fisik tingkat sedang yang setengah dari angka tersebut (50%) adalah penderita yang memiliki kadar glukosa darah buruk. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sebagian besar pola makan penderita DM tipe 2 usia produktif di Prolanis Puskesmas Ajung tidak sesuai dengan prinsip tepat 3J meskipun mayoritas beraktvitias fisik di taraf yang sedang dan dengan kadar gula darah yang buruk. Temuan ini menjadi dasar agar penderita DM tipe 2 lebih sadar akan pentingnya pemeriksaan gula dara secara berkala, kontrol pola makan dan olahraga secara teratur.Selain itu, Puskesmas Ajung juga dapat mengambil insiatif untuk menyediakan promosi kesehatan lebih progresif akan urgensi ketiga hal tersebut terutama untuk ibu usia produktif dengan DM tipe 2 di Posbindu.