Studi Potensi Nanopartikel Perak (AgNPs) dengan Bioreduktor Ekstrak Daun Kakao (Theobroma cacao L.) sebagai Antioksidan dan Sensor H2O2
Abstract
Nanopartikel saat ini telah memberikan perubahan pada hampir semua bidang kehidupan manusia karena memiliki karakteristik fisika, kimia, dan biologi yang unik. Salah satu dari nanopartikel adalah nanopartikel logam. Nanopartikel logam telah digunakan dalam aplikasi yang luas di berbagai bidang. Salah satu nanopartikel logam yang banyak mendapat perhatian adalah nanopartikel perak (AgNPs).
Sintesis nanopartikel dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu kimia (bottom- up), fisika (top-down), dan biologi. Dari ketiga metode tersebut, metode biologi dapat menjadi alternatif produksi nanopartikel yang ramah lingkungan (green synthesis) karena mampu mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia yang berbahaya termasuk limbah yang dihasilkan dan sebagai gantinya melibatkan agen bioreduktor dan agen capping alami untuk stabilisasi AgNPs. Salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk sintesis nanopartikel perak (AgNPs) dan berpotensi sebagai agen bioreduktor adalah kakao (Theobroma cacao L.) yang juga memiliki berbagai macam aktivitas biologis yang bermanfaat bagi kesehatan, salah satunya adalah aktivitas antioksidan.
H2O2 adalah molekul penting dalam tubuh manusia, tetapi peran dan interaksinya tidak dipahami dengan baik. AgNPs telah berhasil diterapkan untuk mendeteksi beberapa bahan kimia dan biologi seperti glukosa, asam folat, H2O2, dan senyawa nitroaromatik. Pada penelitian ini, uji aktivitas antioksidan AgNPs ekstrak daun kakao dilakukan menggunakan metode DPPH. Kontrol positif yang digunakan dalam uji aktivitas antioksidan adalah vitamin C. Sedangkan pada sensor H2O2 metode yang digunakan adalah metode kolorimetri.
Hasil penelitian uji aktivitas antioksidan menunjukkan AgNPs ekstrak daun kakao (Theobroma cacao L.) lebih kuat dengan nilai IC50 sebesar 85,617 ± 2,252 μg/mL dibandingkan ekstrak daun kakao yang memiliki IC50 sebesar 130,905 ± 0,054 μg/mL. AgNPs daun kakao (Theobroma cacao L.) sebagai sensor H2O2 linear pada konsentrasi 0,001-0,08 dan 0,1-1 mM dengan nilai koefisien relasi (r) berturut- turut yaitu 0,9656 dan 0,9925 serta nilai koefisien variasi fungsi (Vx0) berturut- turut yaitu 2,5743% dan 3,6953%; nilai LOD H2O2 dari konsentrasi 0,001-0,08 mM dan 0,1-1 mM berturut-turut yaitu 0,00456 dan 0,0897 mM, serta nilai LOQ H2O2 berturut-turut yaitu 0,0137 dan 0,269 mM sehingga metode kolorimetri tidak sensitif karena pada rentang 0,001-0,08 nilai LOD lebih besar dari konsentrasi terkecil dari rentang; selektif yang artinya tidak ada pengaruh senyawa lain selain senyawa uji, dan akurat serta presisi dalam analisis sampel adisi dengan nilai % recovery masing-masing sebesar 95,04%; 93,37%; dan 93,92% serta nilai RSD masing-masing sebesar 2,966%; 3,674%; dan 2,163%.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1468]