dc.description.abstract | Latar Belakang: Faktor Sosial Demografi dapat berkaitan dengan status kesehatan. Pranata sosial seperti faktor budaya,
tradisi, kebiasaan yang ada di masyarakat dapat membawa permasalahan gizi untuk anak. Hal ini dapat memberikan
dampak pada pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak.
Tujuan: tujuan dalam penelitian ini menganalisis hubungan antara pranata sosial dan kejadian stunting pada masyarakat
perkebunan tembakau di kabupaten Jember, Indonesia.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah keluarga yang memiliki anak dengan usia dibawah lima tahun dengan permasalahan gizi kurang di area produksi
tembakau kabupaten Jember. Sampel dalam penelitian ini adalah 233 orang responden. Dilakukan wawancara pada
responden menggunakan lembar wawancara. Data dianalisa secara deskriptif dan analitik dengan menggunakan Chi Square
test dan regresi logistik.
Hasil: Terdapat hubungan antara karakter responden yaitu tipe pekerjaan ibu dengan kejadian stunting (p= 0.015 <α). Ibu
yang tidak bekerja memiliki resiko lebih kecil untuk memiliki anak stunting dibandingkan dengan ibu bekerja yaitu 0.955 kali
(OR 1 / OR = 1.047. Terdapat hubungan pranata pendidikan dan pranata sosial. Ibu yang memberi dukungan kesehatan yang
memiliki resiko 0,235 kali lebih rendah untuk memiliki anak stunting (1/OR= 4,255)
Ibu yang bekerja memiliki pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, sehingga kebutuhan akan gizi
nya tercukupi dengan baik dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. | en_US |