Keragaman dan Kelimpahan Arthropoda Predator dan Parasitoid Hama pada Tumpangsari Tanaman Kedelai (Glycine max L.Merr) dengan Beberapa Jenis Tanaman
Abstract
Keanekaragaman hayati pada ekosistem pertanian merupakan komponen penting dalam proses keberlangsungan keseimbangan ekosistem terutama dengan mengoptimalkan keberadaan arthropoda terutama arthropoda berguna seperti musuh alami. Upaya dalam meningkatkan populasi musuh alami dapat dilakukan dengan rekayasa ekologi dengan penanaman secara tumpangsari. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh sistem tanam tumpangsari terhadap keragaman dan kelimpahan arthropoda predator dan parasitoid hama pada tanaman kedelai (Glycine max L. Merr).
Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 4 perlakuan, yakni: kedelai secara monokultur (P0), tanaman kedelai dengan cabai (P1), tanaman kedelai dengan jagung (P2), dan tanaman kedelai dengan serai (P3). Pengambilan sampel arthropoda dilakukan dengan metode nisbi menggunakan perangkap berupa sweep net, yellow pan trap dan pitfall trap. Parameter yang diamati meliputi: populasi arthropoda predator dan parasitoid, indeks keanekaragaman dan indeks kekayaan/kelimpahan jenis. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan Analisis Of Varian (ANOVA), dan jika terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf nyata 5 %.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan sistem tanam tumpangsari yang terbaik ialah kombinasi antara tanaman kedelai dengan tanaman cabai (P1) dengan komposisi arthropoda predator 77% dengan 16 famili dan parasitoid 23% dengan 11 famili. Nilai indeks keanekaragaman dikategorikan sedang dengan nilai H’ antara 2,11 hingga 2,77. Nilai indeks kekayaan jenis dikategorikan tinggi pada perlakuan tumpangsari (P1) dengan nilai R sebesar 4,24 sedangkan pada monokultur (kontrol) memiliki kekayaan jenis yang rendah dengan nilai R < 2,5.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [3912]