Show simple item record

dc.contributor.authorANNAFI, Ridho Syifa'
dc.date.accessioned2022-08-26T06:38:40Z
dc.date.available2022-08-26T06:38:40Z
dc.date.issued2022-07-15
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/109100
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 26 Agustus 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractPrevalensi infeksi kecacingan di Indonesia masih tergolong tinggi. Kondisi lingkungan memiliki pengaruh pada tingginya prevalensi infeksi kecacingan. Meskipun untuk saat ini penggunaan obat antelmintik masih mampu mengatasi masalah infeksi kecacingan, telah dilaporkan beberapa kasus resistensi dan penurunan efisiensi obat antelmintik pada cacing. Hal ini yang mendasari dilakukannya penelitian penemuan senyawa antelmintik terbaru berbahan dasar alam. Di antara beberapa bahan alam yang memiliki aktivitas antelmintik, daun anyang-anyang (Elaeocarpus grandiflorus) dan akar mondokaki (Tabernaemontana divaricata) diduga memiliki potensi untuk pengembangan senyawa antelmintik terbaru. Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, pada penelitian ini dilakukan skrining fitokimia pada ekstrak metanol daun anyang-anyang dan akar mondokaki untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang diketahui memiliki aktivitas antelmintik, seperti senyawa golongan alkaloid, terpenoid, dan polifenol. Skrining dilakukan menggunakan metode kromatografi lapis tipis. Selain itu, ekstrak metanol diuji untuk mengetahui aktivitas antelmintik dengan menggunakan metode mikrodilusi. Hasil pengujian pada penelitian ini berupa persen kematian cacing yang disebabkan oleh ekstrak metanol. Pada penelitian ini juga digunakan DMSO 2% sebagai kontrol negatif dan ivermektin sebagai kontrol positif. Hasil skrining fitokimia pada ekstrak metanol daun anyang-anyang dan akar mondokaki menunjukkan terkandungnya senyawa golongan alkaloid, terpenoid, dan polifenol pada sampel ekstrak metanol daun anyang-anyang dan akar mondokaki. Hasil pengujian aktivitas antelmintik adalah persen kematian cacing Caenorhabditis elegans. Semakin tinggi persentase kematian cacing, maka semakin viii tinggi potensi aktivitas antelmintik yang terkandung di dalam sampel. Pada pengujian ini, dihasilkan persen kematian cacing ekstrak metanol daun anyanganyang dan akar mondokaki secara berurutan sebesar (24,17 ± 6,25)% dan (13,34 ± 3,14)%.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing utama : Dr. apt. Nuri, S.Si., M.Si Dosen Pembimbing anggota : apt. Ari Satia N., S.F., GDipSc., M.Sc-res., Ph.Den_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Farmasien_US
dc.subjectSKRINING FITOKIMIAen_US
dc.subjectUJI AKTIVITAS ANTELMINTIKen_US
dc.subjectDAUN ELAEOCARPUS GRANDIFLORUSen_US
dc.subjectAKAR TABERNAEMONTANA DIVARICATAen_US
dc.subjectCAENORHABDITIS ELEGANSen_US
dc.titleSkrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antelmintik Ekstrak Metanol Daun Elaeocarpus grandiflorus dan Akar Tabernaemontana divaricata terhadap Caenorhabditis elegansen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record