Show simple item record

dc.contributor.authorJAMALIA, Siti
dc.date.accessioned2022-07-06T04:24:57Z
dc.date.available2022-07-06T04:24:57Z
dc.date.issued2022-06-14
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/108171
dc.description.abstractInsektisida merupakan salah satu jenis pestisida yang paling banyak digunakan masyarakat dalam berbagai bidang, seperti bidang pertanian, perkebunan, kegiatan rumah tangga dan industri. Hanya 1% dari insektisida yang bekerja efektif menyerang target dan 99% sisanya lepas bebas menuju tanah, air, atmosfer dan akhirnya berdampak pada organisme non target, termasuk manusia. Insektisida klorpirifos, karbofuran dan sipermetrin merupakan jenis yang paling banyak digunakan pada masing-masing kelompoknya, yaitu organofosfat, karbamat dan piretroid. Selain memiliki efek utama terhadap sistem saraf, ketiga insektisida ini juga bersifat hepatotoksik. Hepar usia remaja memiliki laju regenerasi yang lebih cepat namun rentan mengalami kerusakan dibanding kelompok usia tua. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan gambaran histopatologi hepar tikus remaja akibat paparan subkronis klorpirifos, karbofuran dan sipermetrin. Penelitian eksperimental ini menggunakan hewan coba tikus wistar jantan (Rattus novergicus) usia remaja yang diberi paparan insektisida klorpirifos, karbofuran dan sipermetrin. Desain penelitian menggunakan post test-only control group design dan teknik pengambilan sampel menggunakan Completely Randomized Design (CRD). Penelitian ini dilakukan di Rumah Hewan Coba, Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember serta Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Pada penelitian ini terdapat 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok normal tanpa pemberian paparan (N), kelompok kontrol dengan pemberian pelarut DMSO 5% (K), kelompok perlakuan klorpirifos 20 mg/kgbb (P1), kelompok perlakuan karbofuran 0,2 mg/kgbb (P2) dan kelompok perlakuan sipermetrin 20 mg/kgbb (P3). Besar sampel setiap kelompok adalah 5 ekor. Pemberian paparan dilakukan secara injeksi subkutan dengan pelarut DMSO 5% selama 21 hari. Metode skoring yang digunakan dalam pengamatan histopatologi hepar adalah skor Mandja Roenigk. Analisis data menggunakan uji ANOVA (one way analysis of varians) dan dilanjutkan uji post hoc LSD. Pada penelitian ini didapatkan hasil signifikan P<0,05 yang menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada gambaran histopatologi hepar tikus remaja yang diberi paparan subkronis klorpirifos, karbofuran dan sipermetrin. Gambaran kerusakan histopatologi hepar paling berat ditemukan pada kelompok karbofuran.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Dr. dr. Muhammad Ihwan Narwanto, M.Sc Dosen Pembimbing Anggota : dr. Yuli Hermansyah, Sp.PDen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteranen_US
dc.subjectGAMBARAN HISTOPATOLOGIen_US
dc.subjectHEPAR TIKUS REMAJAen_US
dc.subjectSUBKRONIS KLORPIRIFOSen_US
dc.subjectKARBOFURANen_US
dc.titlePerubahan Gambaran Histopatologi Hepar Tikus Remaja akibat Paparan Subkronis Klorpirifos, Karbofuran dan Sipermetrinen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record