Show simple item record

dc.contributor.authorSUBARIANTO, Feri
dc.date.accessioned2022-06-27T16:25:59Z
dc.date.available2022-06-27T16:25:59Z
dc.date.issued2021-02-16
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107784
dc.description.abstractKendaraan bermotor merupakan salah satu sumber pencemaran untuk parameter Karbon Monoksida (CO) di udara baik dalam ruangan maupun luar ruangan. Transportasi memegang peranannpentinggdalam kehidupan masyarakat yang berhubungan erat dengan berbagai aktivitas kerja masyarakat. Terminal bus arjasa jember merupakan terminal yang melayani transportasi bus umum jenis bus AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi) dan Angkutan Pedesaan.Keberadaan terminal arjasa tersebut selain memberikan keuntungan juga memiliki risiko terhadap kesehatan masyarakat. Risiko kesehatan pada masyarakat dapat disebabkan karbon monoksida yang dihasilkan oleh gas buang kendaraan bermotor dari Terminal Arjasa. Risiko kesehatan yang disebabkan oleh pajanan karbon monoksida (CO) pada masyarakat dapat dinilai dengan menggunakan empat tahapan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji risiko dan mengelola risiko kesehatan lingkungan pajanan karbon monoksida di sekitar Terminal Arjasa. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang memiliki dua sampel penelitian, yaitu sampel lingkungan dan sampel manusia. Sampel lingkungan yang diukur adalah udara ambien sekitar Terminal Arjasa untuk mengukur konsentrasi karbon monoksida. Pengukuran konsentrasi karbon monoksida di udara ambien dilakukan sebanyak satu titik. Sampel manusia dalam penelitian ini, yaitu pedagang yang tinggal di sekitar Terminal Arjasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi karbon monoksida (CO) di sekitar Terminal Arjasa masih berada dibawah baku mutu lingkungan sebesar 31 mg/𝑁𝑚3 . Nilai konsentrasi referensi (RfC) yang digunakan dalam menghitung intake dan tingkat risiko diturunkan dari baku mutu udara National Ambient Quality Standar (NAAQS) EPA, karena nilai RfC untuk karbon monoksida (CO) tidak tersedia dalam IRIS. Nilai konsentrasi referensi dari karbon monoksida (CO) penelitian ini sebesar 6,003 mg/kg/hari. Tingkat risiko non karsinogenik tingkat populasi dan individu dari karbon monoksida (CO) menunjukkan nilai RQ < 1 yang berarti bahwa tingkat risiko pajanan karbon monoksida (CO) masih dalam batas aman bagi pedagang di sekitar Terminal Arjasa. Tingkat risiko masih dalam batas aman tetapi masih harus dikendalikan atau dikontrol agar nilai numerik RQ tidak lebih dari 1. Pengelolaan risiko dapat dilakukan melalui strategi pengelolaan risiko berupa penentuan batas aman untuk konsentrasi karbon monoksida (CO) sebesar 39,998 𝑚𝑔/𝑁𝑚3 dan durasi pajanan aman selama 217 tahun. Batas-batas aman tersebut dapat dicapai dengan cara mengurangi emisi gas CO yang berada di lingkungan Terminal Arjasa dengan dilakukannya Green Buildingyaitu sebuah perencanaan dan perancangan bangunan melalui sebuah proses yang memperhatikan lingkungan dan menggunakan sumber daya efisien pada seluruh siklus hidup bangunan dari mulai pengolahan tapak, perancangan, pembangunan, penghunian, pemeliharaan, renovasi dan perubahan bangunan. Perencanaan dan perancangan bangunan ini bertujuan untuk memperkecil kemungkinan karbon monoksida (CO) yang terlepas ke udara. Komunikasi risiko perlu dilakukan untuk mengkomunikasikan bahaya emisi gas karbon monoksida (CO) kepada pedagang dan pemerintah, selain itu komunikasi risiko bertujuan untuk menyampaikan pilihan manajemen risiko yang relevanen_US
dc.description.sponsorshipAnita Dewi Moelyaningrum S.KM., M.Kes Dosen Pembimbing Prehatin Trirahayu Ningrum S.KM., M.Kesen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ksehatan Masyarakaten_US
dc.subjectAnalisis Risikoen_US
dc.subjectKesehatan Lingkunganen_US
dc.subjectKarbon Monoksidaen_US
dc.titleAnalisis Risiko Kesehatan Lingkungan Karbon Monoksida (Co) Pada Pedagang di Terminal Arjasa Jemberen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record