Show simple item record

dc.contributor.authorFAUZIYAH, Ainunnisa Rusda
dc.date.accessioned2022-06-27T07:56:39Z
dc.date.available2022-06-27T07:56:39Z
dc.date.issued2021-07-21
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107406
dc.description.abstractSalah satu efek samping yang paling mengganggu pada pasien kanker yang menjalai kemoterapi adalah mual dan muntah. Efek samping ini menyebabkan banyak pasien enggan untuk melanjutkan pengobatan. Efek samping ini sebenarnya dapat dikendalikan dengan obat antimual contohnya Granisetron HCl. Granisetron HCl merupakan obat anti mual yang paling kuat dan selektif dalam menghambat reseptor 5-HT3. Salah satu rute pemberian obat yang efektif pada pasien kanker yang mengalami mual muntah pada saat menjalani kemoterapi adalah rute buccal. Granisetron HCl masuk ke dalam BCS kelas III yaitu memiliki permeabilitas rendah dan kelarutan tinggi. Bioavailabilitas obat juga rendah yaitu 60% sehingga menjadikannya kandidat yang cocok diberikan dalam rute buccal. Salah satu jenis sediaan pada pemberian obat pada rute buccal adalah sediaan fast dissolving buccal film. Hal ini desebabkan karena penggunaannya yang mudah serta bioavailabilitas yang lebih baik apabila dibandingkan dengan tablet konvensional. Salah satu bahan pembentuk film adalah polimer dan plasticizer yang pemilihannya akan mempengaruhi kekuatan dari sediaan film yang dibuat. Pemilihan polimer maltodekstrin dan plasticizer gliserin dengan komposisi yang tepat dapat menghasilkan sediaan film yang transparan, fleksibel, rata, memiliki ketebalan yang seragam, dan terdisintegrasi serta terdisolusi dengan segera. Optimasi perlu dilakukan untuk mencapai hal tersebut, sehingga pada penelitian ini dilakukan optimasi perbandingan jumlah terbaik antara polimer maltodekstrin dan plasticizer gliserin untuk mendapatkan sediaan fast dissolving buccal film Granisetron HCl dengan formula yang optimal. Terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan untuk penentuan formula optimum pada sediaan fast dissolving buccal film Granisetron HCl. Pengujian tersebut meliputi pengujian organoleptis, pengujian keseragaman ketebalan, pengujian keseragaman bobot, pengujian ketahanan lipat, pengukuran pH sediaan, uji disolusi in vitro, uji waktu disintegrasi, dan uji swelling index. viii Data yang didapat dari uji disolusi in vitro, uji waktu disintegrasi, dan uji swelling index dianalisis menggunakan desain faktorial. Pengujian FTIR juga dilakukan untuk melihat apakah ada interaksi antar komposisinya. Formula yang diajukan yaitu F1, FA, FB dan FAB didapatkan FAB sebagai formula yang paling optimum. Komposisi optimum dari maltodekstrin dan gliserin pada sediaan fast dissolving buccal film Granisetron HCl pada penelitian ini secara berurutan adalah 600 mg dan 250 mg. Nilai respon yang didapatkan adalah 33,292 untuk swelling index; 90,333 detik untuk waktu disintegrasi; dan 104,123% untuk disolusi. Hasil dari karakterisasi sediaan fast dissolving buccal film Granisetron HCl pada penelitian ini dengan formula optimum didapatkan nilai ketiga respon yaitu nilai swelling index 32,999; waktu disintegrasi 93,333 detik; dan disolusi 104,147%. Hasil pengujian FTIR juga menunjukkan tidak terdapat interaksi dari metabolit aktif Granisetron HCl dengan eksipien lainnya.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : apt. Lusia Oktora Ruma Kumala Sari, S.F., M.Sc., Dosen Pembimbing Anggota : apt. Dr. Budipratiwi W., S.Farm., M.Scen_US
dc.publisherFakultas Farmasien_US
dc.subjectMALTODEKSTRINen_US
dc.subjectGLISERINen_US
dc.subjectFAST DISSOLVING BUCCAL FILM GRANISETRON HCLen_US
dc.titleOptimasi Maltodekstrin dan Gliserin dalam Sediaan Fast Dissolving Buccal Film Granisetron Hclen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record