Show simple item record

dc.contributor.authorINDRAYANI, Reny
dc.contributor.authorPUJIATI, Rahayu Sri
dc.contributor.authorRUSDIYANTO, Agastiya Aldi
dc.date.accessioned2021-09-08T05:17:01Z
dc.date.available2021-09-08T05:17:01Z
dc.date.issued2019-03-02
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/105149
dc.description.abstractDampak pajanan benzena pada makhluk hidup utamanya hewan dan manusia telah dipelajari hampir sepanjang abad ini. Paparan singkat maupun paparan jangka panjang terhadap benzena dapat menyebabkan gangguan kesehatan sampai dengan terjadinya kanker. Salah satu jenis pekerjaan yang berisiko terhadap pajanan benzena indoor adalah mekanik bengkel reparasi kendaraan bermotor. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor keterpaparan benzena (sumber pajanan, konsentrasi di udara, cara pemajanan, durasi pajanan, dan frekuensi pajanan) pada mekanik di bengkel sepeda motor AHASS di Kecamatan Sumbersari dan Patrang Kabupaten Jember, seta membandingkan faktor keterpaparan tersebut dengan nilai ambang batas (NAB) yang berlaku. Penelitian ini merupakan Preliminery Research dengan pendekatan kuantitatif, dilaksanakan pada April sampai dengan Oktober 2017 di 5 bengkel sepeda motor AHASS yang tersebar di Kecamatan Sumbersari dan Patrang Kabupaten Jember. Sampel penelitian ini berjumlah 30 orang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa benzena yang berada di udara 5. Bengkel AHASS yang tersebar di Kecamatan Sumbersari dan Patrang sumber utamanya berasal dari penguapan bahan bakar yang diletakkan di wadah terbuka dan melalui sisa pembakaran mesin sepeda motor pelanggan. Konsentrasi terbesar benzena ada pada Bengkel V yakni sebesar 21,887 mg/m 3 . Benzena dapat masuk ke dalam tubuh mekanik melalui inhalasi dan absorbs melalui kulit. Waktu pajanan terlama terjadi pada mekanik di Bengkel W, sedangkan durasi pajanan terlama dialami oleh mekanik/responden ke-28. Frekuensi pajanan benzena paling sering dialami oleh mekanik yang bekerja pada Bengkel Y yakni sebanyak 341 hari dalam setahun. Konsentrasi benzena di udara Bengkel V,W, X dan Z melebihi NAB, sedangkan konsentrasi benzena di udara. Bengkel Y tidak melebihi atau di bawah NAB. Untuk menghindari risiko pajanan benzena pada mekanik, pihak pengelola Bengkel V,W, X dan Z diharapkan melakukan upaya untuk meminimalisir pajanan benzena melalui upaya pengurangan konsentrasi benzena di udara maupun upaya pengurangan waktu, durasi dan frekuensi pajanan. Selain itu juga perlu diadakan penelitian lanjutan untuk menghetahui besar risiko pajanan benzena pada mekanik di Bengkel AHASS dan untuk mengetahui besaran penurunan konsentasi, waktu, durasi, dan frekuensi pajanan untuk meminimasi risiko kesehatan pada mekanik akibat pajanan benzena di tempat kerja.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherIkesma: Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectpajanan benzenaen_US
dc.subjectmekanik bengkelen_US
dc.subjectsepeda motoren_US
dc.titleFaktor Keterpaparan Benzena pada Mekanik di Bengkel Sepeda Motor AHASS di Kecamatan Sumbersari dan Patrang Kabupaten Jemberen_US
dc.typeArticleen_US
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI2110101#IlmuKesehatanMasyarakat
dc.identifier.nidnNIDN0018118801
dc.identifier.nidnNIDN0028087706


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record