Show simple item record

dc.contributor.authorTifanie Raplyana
dc.date.accessioned2013-12-18T08:03:41Z
dc.date.available2013-12-18T08:03:41Z
dc.date.issued2013-12-18
dc.identifier.nimNIM062310101016
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/10152
dc.description.abstractProses penuaan menyebabkan perubahan pola tidur antara lain lebih sering terjaga di malam hari, total waktu tidur malam yang berkurang, gangguan kedalamanan tidur, serta kemampuan mempertahankan kenyenyakan tidur. Keluhan gangguan tidur yang sering diutarakan oleh lansia yaitu insomnia. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tingkat insomnia pada lansia insomnia yaitu kecemasan, depresi, lingkungan tidur, gaya hidup, kondisi medis, dan obatobatan. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di posyandu lansia Alamanda 69 Kelurahan Baratan Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember dengan lansia yang berusia lebih dari 55 tahun di posyandu Alamanda 69, di dapatkan data bahwa 6 dari 9 lansia mengeluh sulit memulai tidur dan bangun lebih awal. Lansia juga mengeluh tidurnya tidak nyenyak sehingga ketika bangun tidur merasa lemah dan letih. Pada saat siang hari lansia sering merasa ngantuk yang berlebihan. Tujuan penelitian adalah menganalisa faktor-faktor yang berkontribusi dengan tingkat insomnia pada lansia insomnia di posyandu lansia Alamanda 69 Kelurahan Baratan wilayah kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember. Desain penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengikuti posyandu lansia Alamanda 69 di Kelurahan Baratan wilayah kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember sebesar 60 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh atau total sampling. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 orang. ix Penelitian ini dilakukan di posyandu lansia Alamanda 69 Kelurahan Baratan wilayah kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember. Uji validitas dan reliabilitas menggunakan Pearson Product Moment dan uji Alpha Cronbach. Hasil penelitian didapatklan bahwa kecemasan lansia sebesar 80% termasuk dalam kategori tidak cemas; depresi pada lansia sebesar 68,6% termasuk dalam kategori tidak depresi; lingkungan tidur lansia merata pada setiap kategori (lingkungan tidur yang mendukung sebesar 54,3% dan lingkungan tidur yang tidak mendukung 45,7%); gaya hidup lansia sebesar 60% termasuk dalam kategori gaya hidup buruk; kondisi medis lansia sebesar 60% termasuk dalam kategori sakit; obat-obatan lansia sebesar 74,3% termasuk dalam kategori mengkonsumsi obat. Analisis yang digunakan adalah uji korelasi Spearman Rank. Dengan alpha 0,05 didapatkan faktor kecemasan dengan p value = 0,025, faktor depresi dengan p value = 0,022, faktor lingkungan tidur dengan p value = 0,048, faktor gaya hidup dengan p value = 0,033, faktor kondisi medis dengan p value = 0,040, faktor obat-obatan dengan p value = 0,001. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara kecemasan, depresi, lingkungan tidur, gaya hidup, kondisi medis, dan obat-obatan dengan tingkat insomnia. Saran yang dapat diberikan adalah dengan memberikan program komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pada lansia tentang insomnia juga perlu dilakukan dengan melibatkan keluarga sehingga memungkinkan diwujudkannya suatu pola pendekatan dan penatalaksanaan insomnia yang holistik.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries062310101016;
dc.subjectTingkat Insomniaen_US
dc.titleFaktor-faktor yang Berkontribusi dengan Tingkat Insomnia pada Lansia Insomnia di Posyandu Lansia Alamanda 69 Kelurahan Baratan Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jemberen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record