Show simple item record

dc.contributor.authorJaenuri, Ahmad
dc.date.accessioned2024-07-17T06:17:00Z
dc.date.available2024-07-17T06:17:00Z
dc.date.issued2023-06-30
dc.identifier.nim161510501218en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/122556
dc.description.abstractHoya merupakan salah satu tanaman tropis yang banyak tersebar di wilayah Indonesia. Persebaran tanaman hoya tidak berbanding lurus dengan jumlahnya di alam, sehingga tanaman hoya masih cukup jarang dapat ditemui bahkan tidak jarang pula yang baru mendengar tanaman tersebut. Upaya perbanyakan secara in vitro merupakan cara efektif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan populasi dari tanaman hoya yang ada saat ini. Peningkatan populasi tanaman hoya sangat penting dilakukan mengingat banyaknya manfaat dari tanaman hoya yang dapat digunakan sebagai obat dan tanaman hias, sehingga upaya konservasi perlu dilakukan untuk dapat menjaga kelestarian tanaman tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu memperoleh komposisi konsentrasi hormon BAP dan 2.4-D yang terbaik bagi perbanyakan tanaman hoya. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial. Perlakuan terdiri dari konsentrasi BAP (0,3, 0,4, 0,5 mg/L) dan 2.4-D (5, 6, 7 mg/L). Setiap perlakuan diulang dalam empat ulangan. Sehingga terdapat 36 kombinasi percobaan. Parameter pengamatan yang dilakukan meliputi kedinian terbentuknya kalus, presentase eksplan yang membentuk kalus, berat kalus, karakteristik kalus, dan histologi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis varian (ANOVA) pada data kuantitatif, jika terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 95%. Analisis data kualitatif yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan terdapat pengaruh sangat nyata dengan parameter kedinian terbentuknya kalus pada hormon 2.4-D dan parameter berat kalus masing-masing pada hormon BAP dan 2.4-D. Konsentrasi 2.4-D 7 mg/L merupakan konsentrasi yang terbaik pada parameter kedinian terbentuknya kalus, yaitu dengan respon tercepat 23,33 hari. Konsentrasi BAP 0,4 mg/L dan 2.4-D 5 mg/L masing-masing merupakan konsentrasi yang terbaik pada parameter berat kalus, yaitu menghasilkan 2,47 gram dan 2,85 gram.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Ir. Didik Pudji Restanto, M.S., Ph.D.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.subjectBAP, 2.4-Den_US
dc.subjectKalus Embrioniken_US
dc.subjectHoya Carnosaen_US
dc.titlePengaruh Hormon BAP dan 2.4-D Terhadap Pembentukan Kalus Embrionik pada Tanaman Hoya (hoya carnosa)en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiAgroteknologien_US
dc.identifier.pembimbing1Ir. Didik Pudji Restanto, M.S., Ph.D.en_US
dc.identifier.validatorKacung- 2 Agustus 2023en_US
dc.identifier.finalization0a67b73d_2024_07_tanggal 10en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record