dc.description.abstract | Kemampuan problem solving menjadi salah satu aspek penting dalam
pendidikan abad ke-21 yang perlu dimiliki oleh peserta didik. Kemampuan ini
merupakan bagian dari kompetensi 4C (Communication, Collaboration, Critical
Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation) yang perlu
ditanamkan pada siswa agar dapat mempersiapkan mereka menjadi sumber daya
manusia yang unggul di masa mendatang. Kemampuan problem solving merupakan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan dan membuat keputusan
yang kompleks, di mana masalah dijadikan titik awal untuk dianalisa guna
menemukan solusi atau jawaban. Kemampuan problem solving menjadi hal yang
sangat esensial bagai siswa, terutama dalam konteks pembelajaran IPA. Dalam
memahami IPA, siswa tidak hanya melibatkan pemahaman konsep, tetapi juga
menekankan pada pengembangan pola pikir untuk mampu mengatasi masalah
secara kritis, logis, dan teliti. Kemampuan problem solving yang dimiliki siswa di
Indonesia masih tergolong rendah. Rendahnya kemampuan problem solving siswa
disebakan karena kurangnya pengalaman siswa dalam menghadapi permasalahan,
sehingga siswa kesulitan dalam menghubungkan teori yang dipelajari dengan
situasi yang dihadapi. Selain itu, guru juga lebih cenderung fokus pada aspek
pengetahuan dan pemahaman konsep saja, sehingga membuat peserta didik hanya
mampu menghafal konsep dan tidak mampu menumbuhkan kemampuan
keterampilan berfikir untuk mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari. Salah
satu upaya untuk meningkatkan kemampuan problem solving siswa adalah melalui
penggunaan bahan ajar. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan yakni berupa
LKPD berbasis multirepresentasi.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau dikenal dengan
Research and Development yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan sebuah
produk berupa LKPD berbasis multirepresentasi untuk meningkatkan kemampuan
problem solving siswa SMP pada pembelajaran IPA, serta menguji validitas,
kepraktisan, dan efektivitas dari produk tersebut. Model yang digunakan dalam
penelitian mengikuti model pengembangan ADDIE yang terdiri dari 5 tahapan,
yakni Analyze (menganalisis), Design (mendesain), Development
(mengembangkan), Implement (menerapkan), dan Evaluate (mengevaluasi).
Instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data mencakup lembar validasi untuk
validasi produk yang dikembangkan, lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran untuk uji kepraktisan produk, dan lembar pretest posttest yang
dianalis menggunakan rumus N-gain serta lembar angket respon siswa untuk uji
efektivitas produk. Pengujian produk hasil pengembangan dilakukan di Mts Negeri
2 Jember pada semester ganjil tahun ajaran 2023/2024, dengan melibatkan siswasiswi kelas 8G yang berjumlah 35 anak sebagai subjek penelitian.
Hasil penelitian LKPD berbasis multireprsentasi mendapat skor validasi
sebesar 86,98% yang dikategorikan valid. Kepraktisan yang diukur melalui lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh observer mendapat skor sebesar
85,49% yang dikategorikan sangat praktis. Efektivitas yang diukur melalui lembar
pretest posttest yang dianalisis menggunakan uji N-gain mendapat skor sebesar
0,55 yang dikategorikan sedang. Selain itu, angket respon yang diisi oleh 35 siswa
kelas VIII-G mendapat skor sebesar 85,39% yang dikategorikan sangat baik.
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat diambil kesimpulan
bahwa LKPD berbasis multirepresentasi untuk meningkatkan kemampuan problem
solving siswa SMP pada pembelajaran IPA sudah valid, sangat praktis, dan efektif
sehingga layak digunakan dalam proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan
kemampuan problem solving siswa. | en_US |