Show simple item record

dc.contributor.authorSARI, Leily Dita
dc.date.accessioned2024-04-29T04:03:15Z
dc.date.available2024-04-29T04:03:15Z
dc.date.issued2023-05-23
dc.identifier.nim182110101086en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/120397
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 29 April 2024_Kurnadien_US
dc.description.abstractPemetaan Wilayah Sebaran Faktor Risiko Balita Stunting di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2019-2021; Leily Dita Sari; 182110101086; 2023; 121 halaman; Peminatan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Stunting merupakan suatu kondisi anak mengalami gangguan pertumbuhan yang menyebabkan tinggi badan anak tidak sesuai dengan usianya yang dikarenakan masalah gizi kronis seperti kekurangan asupan gizi dalam waktu yang lama. Stunting memiliki dampak jangka pendek sekaligus jangka panjang. Faktor yang dapat mempengaruhi stunting meliputi faktor langsung dan faktor tidak langsung. Pemetaan faktor risiko stunting belum dilakukan sehingga saat diaplikasikan akan membantu dalam penentuan program setiap daerah dan membantu terlaksananya program lebih efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini yakni mendeskripsikan serta memetakan faktor risiko yang berkaitan prevalensi stunting dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kabupaten Banyuwangi tahun 2019-2021. Penlitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini memiliki populasi seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi serta menggunkana total sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan teknik dokumentasi. Hasil pada penelitian ini diketahui pemetaan stunting berdasarkan tiga kategori rendah, sedang dan tinggi. Wilayah yang termasuk tinggi stunting selama tiga tahun berturut-turut adalah Kecamatan Cluring. Terdapat lima faktor risiko yang diteliti yaitu cakupan kehadiran posyandu, cakupan ASI eksklusif, Cakupan air minum layak, Cakupan Kejadian Infeksi, dan Cakupan kejadian BBLR. Selama dua tahun terakhir yaitu tahun 2020 dan 2021 cakupan kehadiran posyandu di Kabupaten Banyuwangi mengalami penurunan akibat adanya pandemi Covid-19. Tahun 2021 tidak ada kecamatan yang memenuhi target cakupan kehadiran posyandu di Kabupaten Banyuwangi. Persentase cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Banyuwangi selama tahun 2019-2021 selalu mengalami peningkatan. Kecamatan Kabat memiliki persentase tertingi selama tiga tahun berturut-turut. Persentase cakupan ASI Eksklusif terendah berada di Kecamatan Giri. Persentase sebesar 100% pada tahun 2021 berada di Kecamatan Banyuwangi, Kabat dan Genteng. Wilayah dengan cakupan air minum layak kurang dari 100% termasuk dalam kategori rendah. Kecamatan Bangorejo, Siliragung, Singojuruh dan Srono memiliki persentase sebesar 100% selama tahun 2019-2021. Persentase kejadian diare pada balita di Kabupaten Banyuwangi selalu mengalami penurunan selama tiga tahun yaitu 14,9% (2019), 10,7% (2020) dan 7,1% (2021). Terdapat lima wilayah yang memiliki persentase di atas rata-rata kabupaten selama tiga tahun yaitu Kecamatan Tegalsari, Sempu, Genteng, Glenmore dan Siliragung. Batas pengkategorian tinggi dan rendahnya kasus BBLR yaitu target Riskesdas 2018 sebesar 6,2%. Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2021 tidak ada kejadian BBLR di bawah target Riskesdas 2018. Hanya ada satu wilayah yang memiliki persentase BBLR di atas target pada tahun 2019 yaitu Kecamatan Singojuruh. Sebaran kejadian BBLR, cakupan kehadiran posyandu, cakupan air minum layak, kejadian infeksi dan cakupan ASI Eksklusif pada kejadian stunting di Kabupaten Banyuwangi dibedakan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Hal tersebut dikarenakan kejadian stunting disebabkan oleh beberapa penyebab. Beberapa faktor seperti cakupan ASI Eksklusif, kehadiran posyandu, kejadian diare balita dan SPM ISPA balita dibatasi dengan nilai rata-rata kabupaten. Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian saran yang diharapkan dapat ditindaklanjuti meliputi menambahkan aspek pemetaan berbasis spasial dalam penentuan program yang akan di aplikasikan agar baik dari segi anggran, sumberdaya dan hasil bisa efektif dan efisien. Setiap daerah memiliki karakteristik masing-masing sehingga program yang di tetapkan harus mempertimbangkan aspek kewilayahan. Penelitian selanjutnya diharapkan yang pertama agar melakukan penambahan faktor risiko lain baik faktor risiko langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan data primer sehingga dapat di analisis secara statistik. Yang kedua melakukan analisis terkait hubungan antara penyakit infeksi dan kejadian stunting di wilayah dengan kategori stunting tinggi.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing utama : Irma Prasetyowati, S.KM., M.Kes. Dosen Pembimbing anggota : Dimas Bagus Cahyaningrat W, S.Si., M.Si.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Jemberen_US
dc.subjectSTUNTINGen_US
dc.subjectPEMETAANen_US
dc.subjectSIGen_US
dc.titlePemetaan Wilayah Sebaran Faktor Risiko Balita Stunting di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2019-2021en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiIlmu Kesehatan Masyarakaten_US
dc.identifier.pembimbing1Irma Prasetyowati, S.KM., M.Kes.en_US
dc.identifier.pembimbing2Dimas Bagus Cahyaningrat W, S.Si., M.Si.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_iswahyudi_nopember_2023_15en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record