Pengaruh Nisbah Konsentrasi BAP dan IBA terhadap Regenerasi Embrio Somatik Tanaman Hoya Carnosa Hijau (Hoya carnosa (L.) R. Br.)
Abstract
Tanaman hoya carnosa hijau (Hoya carnosa (L.) R. Br.) adalah salah satu
kekayaan flora yang ada di Indonesia. Hoya dimanfaatkan sebagai tanaman hias
yang memiliki bunga indah dan nilai ekonomi tinggi. Hoya memiliki kemampuan
tinggi dibandingkan sanseviera dalam menyerap polutan seperti menyerap zat
volatile yang bersifat racun. Di Indonesia pemanfaatan tanaman hoya masih
terbatas dan belum dijadikan prioritas konservasi nasional. Sekitar 60 dari 110
jenis hoya telah dikonservasi di Kebun Raya di Indonesia. Perbanyakan hoya
secara vegetatif menggunakan stek daun belum efektif. Berdasarkan hasil
penelitian terdahulu stek daun mampu tumbuh akar pada umur dua minggu,
namun setelah berumur tiga bulan tidak muncul tunas. Kultur jaringan dapat
berperan sebagai metode perbanyakan hoya yang efektif. Perbanyakan
menggunakan kultur jaringan salah satunya dapat melalui somatik embriogenesis
secara tidak langsung atau melalui pembentukan kalus. Selanjutnya embrio
somatik dapat diregenerasikan. Berdasarkan penelitian terdahulu, media MS
dengan konsentrasi BA 1 mg/L menghasilkan induksi tunas paling bagus dan
konsentrasi IBA 0,5 mg/L menghasilkan induksi akar paling bagus pada
regenerasi hoya wightii ssp. Nisbah BAP dan IBA dengan dosis yang optimal
diduga dapat memberikan respon regenerasi embrio somatik hoya yang optimal.
Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh pemberian nisbah konsentrasi BAP
dan IBA terhadap regenerasi embrio somatik tanaman hoya carnosa hijau.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Program
Studi Agronomi fakultas Pertanian Universitas Jember. Penelitian menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) tunggal. Faktor penelitian ini terdiri dari nisbah
hormon BAP dan IBA . Perlakuan terdiri dari nisbah BAP (0.5, 1, 1,5 mg/L) dan
IBA (0.5, 1, mg/L). Setiap perlakuan diulang dalam tiga ulangan. Sehingga
terdapat 27 satuan percobaan. Parameter pengamatan yang dilakukan meliputi
warna sulur, waktu terbentuknya sulur, jumlah sulur, daya regenerasi, dan
histologi. Analisis data kuantitatif yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian
dilakukan menggunakan Anova. Apabila perlakuan berpengaruh sangat nyata,
maka dilanjutkan dengan uji DMRT dengan taraf kesalahan 5%. Analisis data
kualitatif yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dilakukan menggunakan
metode deskriptif.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan terdapat pengaruh
sangat nyata pada parameter jumlah sulur dan daya regenerasi. Regenerasi embrio
somatik tanaman hoya carnosa hijau mampu menghasilkan sulur, namun
regenerasi belum mampu menghasilkan tunas, daun, dan sistem akar. Perlakuan
terbaik regenerasi embrio somatik hoya carnosa hijau diperoleh dari perlakuan P7,
P8, dan P9 konsentrasi BAP 0,5 mg/L, 1,0 mg/L, dan 1,5 mg/L yang dikombinasikan dengan IBA 1 mg/L menunjukkan warna yang lebih hijau, jumlah
sulur tinggi (P7 15,7 sulur, P8 20,7 sulur, dan P9 12 sulur) dan daya regenerasi
yang tinggi (P7 100%, P8 100%, dan P9 89%).
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4220]