UT-Faculty of Public HealthKoleksi Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakathttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/1662024-03-29T00:19:55Z2024-03-29T00:19:55ZFaktor Yang Mempengaruhi Selisih Negatif Antara Tarif Paket Riil dan Tarif Ina-Cbgs pada Pasien Sectio Caesarea di RSD Dr. SoebandiNUR, Bintang Fatih Rahmathttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/1202992024-03-28T07:15:16Z2023-06-20T00:00:00ZFaktor Yang Mempengaruhi Selisih Negatif Antara Tarif Paket Riil dan Tarif Ina-Cbgs pada Pasien Sectio Caesarea di RSD Dr. Soebandi
NUR, Bintang Fatih Rahmat
Tarif INA-CBGs merupakan besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan yang diterapkan
di rumah sakit atas paket layanan yang dibentuk berdasarkan penggolongan diagnosis penyakit dan
prosedur. Masalahnya adalah tarif Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs) tidak mampu memenuhi
biaya pelayanan yang sebenarnya (riil cost) yang dikeluarkan pihak rumah sakit salah satunya pada
pelayanan Sectio Caesarea (SC). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi selisih negatif antara tarif INA-CBGs dan tarif riil pada pasien SC. Penelitian ini
merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di RSD dr.
Soebandi, Jember. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien JKN dengan prosedur SC sebanyak 85
pasien pada bulan September-November 2022. Pemilihan sampel menggunakan teknik simple random
sampling dengan uji statistik regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 46 pasien SC
terdapat masalah selisih negatif antara tarif INA-CBGs dan tarif riil sebesar Rp6.436.783 per pasien SC.
Selisih tarif tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kelas perawatan dengan nilai signifikansi
(sign.) < 0 yaitu sebesar 0,008 yang berpengaruh signifikan terhadap selisih tarif. Faktor lama hari rawat
(LOS) memiliki pengaruh terhadap selisih tarif dengan nilai signifikansi (sign.) < 0 yaitu sebesar 0,000.
Kemudian, faktor tingkat keparahan memiliki pengaruh terhadap selisih tarif dengan nilai signifikansi
(sign.) < 0 yaitu sebesar 0,034. Kesimpulannya terdapat pengaruh kelas perawatan, lama hari rawat atau
length of stay (LOS), dan tingkat keparahan (severity level) terhadap selisih negatif antara tarif INA CBGs dan tarif riil rumah sakit.
Finalisasi unggah file repositori tanggal 28 Maret 2024_Kurnadi
2023-06-20T00:00:00ZHubungan Jenis Stres dengan Dugaan Kejadian Gastritis pada Mahasiswa Tingkat Akhir Rumpun Kesehatan Universitas JemberHARYANIK, Meilinda Alya' Putrihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/1202102024-03-26T22:56:02Z2023-06-20T00:00:00ZHubungan Jenis Stres dengan Dugaan Kejadian Gastritis pada Mahasiswa Tingkat Akhir Rumpun Kesehatan Universitas Jember
HARYANIK, Meilinda Alya' Putri
Gastritis adalah salah satu penyakit pada sistem pencernaan yang banyak ditemukan di masyarakat dan menjadi salah satu dari 10 penyakit terbanyak pada rawat inap di layanan kesehatan yang ada di Indonesia. Kelompok yang rentan mengalami gastritis adalah pada kelompok usia produktif khususnya mahasiswa. Universitas Jember menjadi salah satu perguruan tinggi sebagai rujukan pembelajaran terbesar dan jumlah jurusan kesehatan terbanyak di bagian paling timur pulau jawa tepatnya di Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pelayanan kesehatan bagi mahasiswa yaitu Unit Medical Center (UMC) Universitas Jember di peroleh hasil bahwa mahasiswa yang mengalami gastritis yaitu sebesar 79,24 % atau sebanyak 740 mahasiswa di tahun 2019 dan per bulan November tahun 2022 ditemukan sebesar 50,8% atau sebanyak 453 mahasiswa.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian kohort retrospektif yang dilakukan di rumpun kesehatan Universitas Jember pada Oktober 2022 hingga Maret 2023. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling sebanyak 273 mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah dugaan kejadian gastritis dan variabel bebasnya adalah jenis stres yang terdiri dari ARS, IRS, TLRS, SRS, DRS, dan GARS. Data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi rank spearman.
Berdasarkan hasil penelitian pada mahasiswa tingkat akhir rumpun kesehatan di Universitas Jember diketahui ARS, IRS, TLRS, SRS, DRS, dan GARS dari masing-masing jenis stres tersebut sebagian besar berada pada tingkat stres sedang. Dugaan kejadian gastritis pada mahasiswa tingkat akhir rumpun kesehatan Universitas Jember diketahui sebanyak 165 responden dengan persentase 60,4% mengalami dugaan gastritis ringan. Hasil analisis bivariat diperoleh hubungan antara jenis stres dengan dugaan kejadian gastritis menunjukan ARS, IRS, TLRS, SRS, GARS memiliki nilai p = 0,000 < 0,05 dan DRS memiliki p = 0,002, < 0,05, maka dapat diartikan terdapat hubungan yang signifikan dengan pola arah positif yaitu semakin tinggi tingkat stres dari masing-masing jenis stres maka semakin berat dugaan kejadian gastritis. Jenis stres yang dominan berhubungan dengan dugaan kejadian gastritis adalah SRS dengan nilai-r sebesar 0,316.
Rekomendasi yang dapat diberikan bagi Universitas Jember yaitu melakukan penyebarluasan informasi mengenali PLCD secara menyeluruh kesemua fakultas Kemudian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat juga dapat mengembangkan dan menginisiasi pengadaan fasilitas terkait konseling dan unit kesehatan di tingkat fakultas. Bagi Mahasiswa khususnya tingkat akhir membuat jadwal pengerjaan skripsi, rutin berolahraga untuk mengurangi stres dan menyampaikan masalah yag dimiliki kepada orang sekitar.
Finalisasi unggah file repositori tanggal 27 Maret 2024_Kurnadi
2023-06-20T00:00:00ZWork Life Balance pada Dosen Universitas JemberKATSIIROH, Ainul Qismatilhttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/1200982024-03-04T04:43:58Z2023-06-13T00:00:00ZWork Life Balance pada Dosen Universitas Jember
KATSIIROH, Ainul Qismatil
Pekerja sektor pendidikan tinggi, khususnya dosen saat ini dihadapkan pada
tuntutan yang tinggi terkait jam mengajar serta tuntutan terkait pemenuhan tri
dharma perguruan tinggi. Kondisi tersebut diketahui berpotensi mempengaruhi
tingkat work life balance pada dosen. Tingkat work life balance yang rendah pada
dosen akan memunculkan dampak negatif baik pada individu dosen serta pada
organisasi kerja. Lebih lanjut rendahnya tingkat work life balance akan
berpengaruh pada rendahnya kualitas lulusan perguruan tinggi. Guna mencegah
munculnya dampak negatif akibat rendahnya tingkat work life balance pada
dosen, maka peneliti ingin melakukan penelitian terkait faktor apa sajakah yang
berpengaruh pada tingkat work life balance dosen serta bagaimana gambaran
tingkatan work life balance pada dosen di Universitas Jember saat ini.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan kuantitatif dan menggunakan desain penelitian cross sectional.
Penelitian dilakukan di Universitas Jember dengan populasi penelitian dosen di
Universitas Jember yang berstatus aktif dan memiliki nomor registrasi sebesar 376
dosen. Perhitungan sampel dilakukan dengan aplikasi G*Power dengan jumlah
sampel sebanyak 128 dosen. Pemilihan sampel dalam penelitian menggunakan
teknik proportional random sampling. Penelitian ini menggunakan uji Koefisien
Kontingensi untuk mengetahui hubungan antar variabel karakteristik individu
dengan tingkat work life balance.
Data terbanyak (modus) pada masing-masing karakteristik individu dosen
antara lain kelompok usia 28-46 tahun, status pernikahan kawin, jumlah anak ≤ 2, jenis kelamin laki-laki, jabatan fungsional Lektor, tidak memiliki jabatan
struktural, dan tidak memiliki pekerjaan sampingan. Tingkat work life balance
responden dosen Universitas Jember paling banyak pada kategori sedang. Tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara usia, status pernikahan, jumlah anak,
jenis kelamin, jabatan fungsional, jabatan structural, dan pekerjaan sampingan
(usia p=0,502, status pernikahan p=0,682, jumlah anak p=0,145, jenis kelamin
p=0,252, jabatan fungsional p=0,312, jabatan struktural p=0,509, dan pekerjaan
sampingan p=0,094) dengan work life balance pada dosen Universitas Jember.
Saran untuk Universitas Jember melakukan pelatihan resiliensi, membuat
regulasi terkait pekerjaan sampingan, serta menyediakan sarana konsultasi, dan
perawatan anak di universitas. Saran bagi dosen untuk dapat mencapai work life
balance adalah, menggunakan pilihan pengaturan kerja yang tersedia atau desain
kerja yang fleksibel, menetapkan batasan yang jelas mengenai waktu atau tempat
kerja, mengutamakan kesehatan, menjaga interaksi rutin dengan keluarga dan
teman, meluangkan waktu untuk kegiatan yang bermakna secara pribadi, mencari
bantuan profesional, rekan, atau universitas, dan advokasi pentingnya
keseimbangan kehidupan kerja. Saran bagi peneliti ke depan adalah memperluas
cakupan fakultas yang diteliti dan melakukan penelitian lebih lanjut terkait coping
strategy dan tingkat work life balance pada dosen Universitas Jember.
validasi_repo_firli_Desember_2023_6; Finalisasi oleh Taufik Tgl 5 Januari 2024
2023-06-13T00:00:00ZAutokorelasi Spasial Persebaran Kasus HIV dan AIDS di Kabupaten BanyuwangiFAWWAZ, Fidahttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/1199912024-02-27T03:59:04Z2024-01-03T00:00:00ZAutokorelasi Spasial Persebaran Kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Banyuwangi
FAWWAZ, Fida
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah infeksi yang menyerang
sistem kekebalan tubuh. Tren epidemi HIV di kawasan Asia Pasifik mengalami
kemajuan yang tidak proposional yang berdampak pada populasi kunci khususnya
generasi muda (usia 15-24 tahun) dan pasangan seksualnya. Pada tahun 2021,
Kabupaten Banyuwangi menempati posisi kedua di Jawa Timur tapi mengalami
penurunan di tahun 2022 menjadi peringkat keempat setelah Kabupaten Surabaya,
Sidoarjo dan Kabupaten Jember. Faktor penyebab peningkatan kasus HIV di
Kabupaten Banyuwangi adalah usia, jenis kelamin, kelompok risiko, lokasi eks
lokalisasi, dan ketersediaan layanan VCT. Untuk memudahkan identifikasi dan
pembacaan data, maka perlu dibuat pemetaan sebaran kasus HIV dan AIDS. Serta
analisis lanjutan secara autokorelasi spasial terkait dengan kejadian HIV dan AIDS
di Kabupaten Banyuwangi untuk mengetahui korelasi atau ketergantungan antar
wilayah dengan tingginya kejadian kasus HIV dan AIDS secara spasial. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis autokorelasi spasial persebaran kasus HIV
dan AIDS di Kabupaten Banyuwangi.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi ekologi
dengan desain penelitian analitik observasional. Penelitian ini dilakukan di
Kabupaten Banyuwangi yang dilaksanakan pada bulan Maret 2023 hingga Oktober
2023. Unit analisis dalam penelitian ini dibatasi secara geografik yang mencakup
wilayah kecamatan yang terdiri dari 25 kecamatan yang ada di Kabupaten
Banyuwangi. Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik penderita HIV dan
AIDS meliputi usia, jenis kelamin, kelompok risiko, jumlah kasus HIV dan AIDS,
titik lokasi eks-lokalisasi dan ketersediaan layanan VCT. Penelitian ini
menggunakan data primer berupa titik koordinat eks-lokalisasi didapatkan dari hasil
turun langsung ke lapangan sesuai dengan alamat yang telah diberikan oleh pihak
Dinas Kesehatan. Data sekunder berupa data kasus HIV dan AIDS berdasarkan usia, jenis kelamin, kelompok risiko dan layanan VCT yang bersumber dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2022. Teknik analisis data
menggunakan analisis data deskriptif dan analisis autokorelasi spasial. Analisis
deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan distribusi
frekuensi berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kelompok risiko persebaran kasus
HIV dengan menggunakan Microsoft excel 2010. Lokasi eks-lokalisasi dan layanan
VCT divisualisasikan menggunakan peta serta analisis autokorelasi spasial dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi Rstudio 3.3.0.
Hasil Penelitian menunjukkan total kasus HIV dan AIDS per Kecamatan di
Kabupaten Banyuwangi tahun 2022 mengalami peningkatan dari tahun 2021.
Sebanyak 21,6% penderita HIV dan AIDS terdapat di Kecamatan Banyuwangi.
Berdasarkan usia dan jenis kelamin, kejadian HIV paling banyak terjadi pada laki
– laki kelompok usia produktif yakni pada rentan 21-59 tahun. Kelompok risiko
tertinggi infeksi HIV adalah 29% pelanggan pekerja seks. Peningkatan kasus HIV
dan AIDS dipengarhi oleh adanya 18 titik lokasi eks lokalisasi. Layanan VCT di
Kabupaten Banyuwangi sudah tersebar di 25 kecamatan melalui puskesmas dan
rumah sakit yang bergerak secara aktif menjaring dan menskrining kelompok risiko
dengan layanan VCT mobile. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan
aplikasi Rstudio didapatkan nilai indeks Moran HIV dan AIDS sebesar -0,1125093
dan simple kurtosis of x sebesar 7,69934 yang artinya pola penyebarannya lebih
lebar. Berdasarkan hasil analisis didapatkan p-value HIV dan AIDS adalah 0,5744
> α yang berarti H0 gagal ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
autokorelasi spasial persebaran kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2022. Artinya persebaran kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Banyuwangi
pada tahun 2022 tidak memiliki ketergantungan spasial atau tidak memiliki nilai
yang sama dengan wilayah sekitarnya. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
diharapkan dapat melakukan kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai
stakeholder untuk memberikan edukasi dan kebijakan secara internal terkait HIV
dan AIDS sebagai upaya preventif penularan HIV dan AIDS.
Finalisasi unggah file repositori tanggal 27 Februari 2024_Kurnadi
2024-01-03T00:00:00Z