Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/99944
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSUMARNO-
dc.contributor.advisorSOEPENO, Bambang-
dc.contributor.authorAVRIANI, Nur Lita-
dc.date.accessioned2020-07-23T04:29:17Z-
dc.date.available2020-07-23T04:29:17Z-
dc.date.issued2019-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/99944-
dc.description.abstractLatar belakang pemilihan masalah penelitian ini yaitu kesenian Reog Obyok merupakan kesenian yang menarik serta memiliki ciri khas sendiri dibanding kesenian Reog pada umumnya. Keunikan yang dimiliki kesenian Reog Obyok yakni terletak pada tarian jatil obyok dan musik pengiring. Selain itu kesenian ini merupakan kesenian di Desa Sumoroto dimana desa ini dipercayai sebagai petilasan dari kejaaan bantarangin yang merupakan cikal bakal kesenian Reog lahir. Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana latar belakang munculnya kesenian Reog Obyok di Desa Sumoroto?; (2) bagaimana dinamika kesenian Reog Obyok tahun 2008-2017 di Desa Sumoroto Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo ?. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan bagaimana latar belakang munculnya kesenian Reog Obyok?; (2) Untuk menganalisis bagaimana dinamika serta pekembangan kesenian Reog Obyok tahun 2008-2017 di Desa Sumoroto Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo?. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang langkahnya adalah heuristik, kritik, intepretasi, dan historiografi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah antropologi budaya dengan teori Fungsionalisme oleh Bronislaw Molinowski. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kesenian Reog Obyok merupakan kesenian yang lahir ditengah masyarakat Ponorogo. Reog Obyok diciptakan oleh para seniman Ponorogo dan dilestarikan serta dikembangkan oleh masyarakat sekitar. Terciptanya Reog Obyok ini dikarenakan para seniman merasa terbatasi akan kreatifitasnya dan menurunnya job pentas kesenian Reog akibat dari penetapan pakem dalam pementasan Reog oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo. Kesenian Reog Obyok disini lebih diminati oleh masyarakat Ponorogo karena lebih bebas dan lebih leluasa dalam pementasannya. Selain itu kesenian Reog Obyok merupakan kesenian yang berkembang di kalangan masyarakat kelas menenggah kebawah baik secara ekonomi maupun pendidikan. Hal ini menyebabkan kesenian Reog Obyok lambat dalam perkembangannya. Saran yang dapat diberikan mengenai keseimpulan tersebut adalah (1)Bagi penulis, kiranya penilitian ini dapat dijadikan bahan dalam mengadakan penelitian lanjutan dan lebih memperdalam tentang sejarah kebudayaan di Indonesia; (2) Bagi seniman, seniman kesenian Reog Obyok tetap berusaha melestarikan kesenian tradisional dengan merubah menjadi lebih menarik tanpa mengurangi ciri khas; (3) Bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, hendaknya memperhatikan sejarah kebudayaan lokal untuk menambah wawasan sebagai penunjang pengajaran sejarah, khususnya dalam mengembangkan budaya lokal bagi generasi bangsa; (4) Bagi masyarakat, hendaknya lebih mencintai kesenian tradisional lokal; (5) Bagi pemerintah, upaya pelestarian kesenian Reog Obyok lebih ditingkatkan dan diharapkan mampu kesenian lokal lainnya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries1520210302012;-
dc.subjectKesenianen_US
dc.subjectReyog Obyoken_US
dc.titleKesenian Reyog Obyok di Desa Sumoroto Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun 2008-2017en_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Teacher Training and Education

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Nur Lita Avriani-150210302012_.pdf3.31 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools