Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/98981
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorHERNAWATI, Sri-
dc.date.accessioned2020-05-15T03:06:20Z-
dc.date.available2020-05-15T03:06:20Z-
dc.date.issued2020-01-01-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/98981-
dc.description.abstractPrevalensi adalah jumlah orang dalam populasi yang mengalami penyakit, gangguan, lesi atau kondisi tertentu pada suatu waktu dihubungkan dengan populasi darimana kasus itu berasal, disini yang mau diteliti adalah prevalensi denture stomatitis akibat pemakaian denture yang dibuat oleh dokter gigi ,yang secara ilmiah ,tekhnologi kesehatan sudah sesuai dengan tupoksinya dibandingkan dengan buatan tukang gigi yg membuatnya tanpa didasari ilmu , tehknologi kesehatan dan membuatnya asal saja tanpa mempunyai persyaratan kesehatan. Denture stomutitis memiliki gejala klinis yaitu adanya eritema mukosa pada area di bawah basis gigi tiruan.Penderita seringkali tidak menyadari kelainan ini sebab biasanya bersifat asimptomatik dan baru diketahui setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter gigi. Etiologinya adalah; infeksi Candida albicans, trauma oleh karena pemakaian gigi tiruan, kebersihan gigi tiruan yang buruk dan kebiasaan memakai gigi tiruan pada malam hari. Tukang gigi banyak dikunjungi masyarakat yang ingin memasang atau mengganti gigi mereka dengan gigi tiruan, sekalipun banyak dokter gigi yang melakukan pelayanan yang sama. Hal ini dikarenakan pasien hanya cukup satu kali dating, biaya lebih murah dan terjangkau , selain itu masyarakat sulit mengakses jasa dokter gigi karena tidak meratanya penyebaran dokter gigi hingga ke pelosok, tidak terjangkaunya biaya pelayanan kesehatan gigi, kurangnya pemahaman masyarakat tentang profesi dokter gigi sehingga mereka tidak mengetahui bahwa jasa yang diberikan oleh tukang gigi harusnya dilakukan oleh dokter gigi . Dokter gigi mempelajari semua hal tentang gigi dan mulut, termasuk jaringan penyanggah gigi dalam pembuatan gigi tiruan , dokter gigi memperhatikan kesehatan jaringan sekitar gigi tiruan, sedangkan tukang gigi umumnya hanya mempelajari pembuatan gigi tiruan tanpa di dukung dengan ilmu pengetahuan dan technologi beserta ilmu kesehatan gigi dan mulut sebagai syarat – syarat pembuatannya. Seringkali ditemukan banyak kasus akibat pemasangan gigi tiruan lepasan di tukang gigi. Pada beberapa kasus, gigi tiruan lepasan melekat erat sehingga tidak bisa dilepas. Mukosa dibawah basis gigi tiruan masih terdapat sisa akar yang tidak dicabut dan terdapat banyak Candida albicans yang merupakan faktor lokal denture stomatitis.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherForum Ilmiah Kesehatan (Forikes)en_US
dc.subjectPrevalansi Denture Stomatitisen_US
dc.subjectPemakai Gigi Tiruanen_US
dc.subjectDokter Gigien_US
dc.subjectTukang Gigien_US
dc.titlePrevalensi Denture Stomatitis pada Pemakai Gigi Tiruan Buatan Dokter Gigi Dibanding Gigi Tiruan Buatan Tukang Gigien_US
dc.typeBooken_US
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI1610101#Kedokteran Gigi-
dc.identifier.nidnNIDN0005077008-
Appears in Collections:LSP-Books

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
F. KG_Monograf_Sri Hernawati_PREVALENSI DENTURE STOMATITIS PADA PEMAKAI GIGI.pdf2.1 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.