Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/98668
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorDARSIN, Mahros-
dc.contributor.advisorKRISTIANA FX.-
dc.contributor.authorNARENDRA, Aria Dwi-
dc.date.accessioned2020-04-30T04:47:50Z-
dc.date.available2020-04-30T04:47:50Z-
dc.date.issued2019-07-29-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/98668-
dc.description.abstractPT. Bumi Suksesindo adalah perusahaan swasta nasional bergerak di bidang pertambangan emas yang berlokasi di bagian barat daya kabupaten Banyuwangi sejak 9 Juli 2012. Proses pertambangan dimulai pada tahun 2016 dan dikelompokkan menjadi 4 tahap utama yaitu, mining, ore preparation plant (OPP), heap leach operation (HLP) dan adsorption disorption recovery plant (ADR). Department ore proccecing plant (OPP) khususnya pada vibrating grizzly memiliki peran penting dalam proses pengolahan ore material. Untuk menjaga proses berjalannya produksi maka perusahaan senantiasa melakukan perubahan penjadwalan dan perawatan mesin. Maintenance dapat bermakna perawatan atau perbaikan untuk menjamin kelangsungan fungsional pada mesin atau sistem produksi supaya dapat beroperasi secara maksimal. Berdasarkan data pada di departemen OPP ditemukan kerugian (losses) pada mesin vibrating grizzly berupa kegagalan pada grizzly bar aus, v-belt putus dan lainnya dengan total downtime hingga 2127,4 jam dan 49 kegagalan pada bulan Mei 2018 hingga April 2019. Vibrating Grizzly adalah salah satu critical equipment pada departemen OPP yang merupakan heavyduty construction untuk menahan beban kejut dari batuan yang ditumpahkan dan biasanya dipakai untuk crushing plant kapasitas 50 TPH ke atas. Vibrating grizzly umumnya digunakan untuk memasok batu (rock) ke primary crusher dan untuk memisahkan material umpan yang sudah memenuhi ukuran yang diharapkan. Komponen utama vibrating grizzly adalah vibrator unit, grizzly bar, motor listrik, pulley, v-belt. Grizzly bar (finger) terdiri dari bagian plat tebal sebagai tempat jatuhan material dan bagian susunan batang-batang baja yang membentuk ukuran lubang bukaan tertentu. Oleh karena itu, selain sebagai berfungsi sebagai pengumpan material ke primary crusher, vibrating grizzly juga dapat memisahkan material umpan yang sudah memenuhi ukuran yang diharapkan. Dengan adanya alat ini maka material umpan yang telah memenuhi ukuran produk tidak perlu dilakukan pengecilan ukuran lagi. Material yang lolos dari grizzly bar akan jatuh menuju discharge chute dan akan diangkut menggunakan soil conveyor. Material yang diangkut oleh soil conveyor ini biasanya berukuran 0-120 mm dan material yang berukuran lebih besar dari 120 mm akan diumpan ke primary crusher untuk dilakukuan pengecilan ukuran lagi. Salah satu usaha untuk menentukan tugas pemeliharaan yang ada pada mesin vibrating grizzly menggunakan metode realibility centered maintenance (RCM). RCM berfungsi untuk mengatasi penyebab dominan dari kegagalan yang nantinya akan membawa pada keputusan maintenance yang berfokus pada pencegahan terjadinya jenis kegagalan yang sering terjadi. Failure mode and effects analysis (FMEA) adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi bentuk kegagalan yang mungkin menyebabkan setiap kegagalan fungsi dan untuk memastikan pengaruh kegagalan berhubungan dengan setiap bentuk kegagalan. Identifikasi FMEA meliputi failure cause dan failure effect. dalam FMEA, dapat dilakukan perhitungan Risk Priority Number (RPN) untuk menentukan tingkat prioritas dari suatu kegagalan. RPN merupakan hubungan antara tiga buah variabel yaitu severity (keparahan), occurrence (frekuensi kejadian), dan detection (deteksi kegagalan) yang menunjukkan tingkat resiko yang mengarah pada tindakan perbaikan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan nilai availability tertinggi pada bulan september 2018 yaitu sebesar 91,31% sedangkan nilai availability terendah terjadi pada bulan Maret 2019 yaitu sebesar 71,63%. Berdasarkan standart nilai availability yang diterapkan oleh pabrik sebesar 70% sehingga mesin dapat beroperasi dalam waktu yang tersedia sehingga nilai rata-rata availability mesin yaitu 80,46% dan hasil analisa dari FMEA dan penilaian risiko dengan RPN menunjukkan bahwa komponen kritis yang perlu mendapatkan prioritas utama atau memiliki tingkat kepentingan tinggi untuk diperhatikan (need most attention) didapat pemilihan komponen kritis penyebab kegagalan pada mesin vibrating grizzly adalah Grizzly bar (130 RPN), V-belt (120 RPN), Gear box (120 RPN), vibrator (80 RPN), Bearing (72 RPN), Motor (70 RPN), Pulley (56 RPN), universal joint (35 RPN) dan Spring (15 RPN). Grizzly bar mengalami kegagalan sebanyak 19 kali atau 42% dari total 42 frekuensi kegagalan dalam periode 1 tahun terhitung mulai bulan Mei 2018 sampai April 2019en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherProgram Studi Strata 1 Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jemberen_US
dc.relation.ispartofseries151910101079;-
dc.subjectPT. Bumi Suksesindoen_US
dc.subjectPerawatan Vibrating Grizzlyen_US
dc.subjectVibrating Grizzlyen_US
dc.subjectMetode Realibility Centered Maintenance (Rcm)en_US
dc.titleAnalisa Perencanaan Perawatan Vibrating Grizzly Dengan Metode Realibility Centered Maintenance (Rcm) DI PT. Bumi Suksesindoen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi191010-
Appears in Collections:UT-Faculty of Engineering

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Aria Dwi Narendra - 151910101079.pdf-sdh split.pdf3.27 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools