Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/97559
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorNORCAHYANTI, Ika-
dc.contributor.authorRACHMAWATI, Sinta-
dc.contributor.authorIMANIAR, Hilma-
dc.date.accessioned2020-04-01T03:06:30Z-
dc.date.available2020-04-01T03:06:30Z-
dc.date.issued2019-07-27-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97559-
dc.descriptionPROSIDING RAKERDA, SEMINAR, PRESENTASI ILMIAH/POSTER DAN PELATIHAN 2019 “Peningkatan Profesionalisme dalam Menjalankan Praktik Kefarmasian di Era 4.0”en_US
dc.description.abstractInfeksi yang disebabkan oleh bakteri dapat diatasi dengan pemberian antibiotik. Antibiotik tidak hanya digunakan pada pasien dewasa, namun juga digunakan pada pasien anak. Tingginya penggunaan antibiotik pada pasien anak berpotensi menimbulkan penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan berdampak pada munculnya kejadian resistensi. Evaluasi dapat dilakukan untuk mengendalikan angka kejadian resistensi terhadap penggunaan antibiotik di suatu rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien anak, profil penggunaan antibiotik, dan gambaran penggunaan antibiotik secara kuantitatif dengan metode ATC/DDD pada pasien anak rawat inap di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar. Data diperoleh dari 129 rekam medik dan dianalisis secara deskriptif serta dilakukan perhitungan nilai DDD/100 patient-days. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien anak didominasi oleh pasien berjenis kelamin laki-laki dan usia 1 bulan sampai 2 tahun. Pada diagnosa penyakit pasien anak, mayoritas adalah diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin dengan status pasien anak, mayoritas adalah pasien BPJS. Golongan dan jenis antibiotik yang paling sering digunakan adalah penisilin dan ampisilin. Lama pemberian antibiotik paling banyak adalah selama 1-3 hari dengan rute pemberian secara parenteral. Sedangkan pada kuantitas penggunaan antibiotik diperoleh nilai DDD/100 patient-days tertinggi adalah ampisilin sebesar 30,0 dan nilai DDD/100 patient-days terendah adalah eritromisin dan sefuroksim masing-masing sebesar 0,2. Penelitian ini belum dapat menjelaskan tentang ketepatan penggunaan antibiotik. Sehingga, perlu adanya evaluasi secara kualitatif menggunakan metode Gyssens untuk mengetahui apakah penggunaan antibiotik telah dilakukan secara bijak dan bertanggung jawab.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherUPT Penerbitan & Percetakan Universitas Jemberen_US
dc.subjectAntibiotiken_US
dc.subjectATC/DDDen_US
dc.subjectPasien Anaken_US
dc.titleEvaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Inap di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar dengan Metode ATC/DDDen_US
dc.typeArticleen_US
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI2210101#Farmasi-
dc.identifier.nidnNIDN0011058505-
dc.identifier.nidnNIDN0017108602-
Appears in Collections:LSP-Conference Proceeding

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
F. Farmasi_Prosiding_Eka Norcahyanti_Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Anak.pdf2.08 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.