Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/97554
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorANOEGRAJEKTI, Novi-
dc.contributor.authorMACARYUS, Sudartomo-
dc.contributor.authorTRIHARTONO, Agus-
dc.date.accessioned2020-04-01T02:39:29Z-
dc.date.available2020-04-01T02:39:29Z-
dc.date.issued2020-01-01-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97554-
dc.description.abstractKajian mengenai ritual agraris dan bahari ini merupakan pengembangan dari buku yang pernah dipublikasi sebelumnya berjudul Etnografi Seni Tradisi dan Ritual Banyuwangi (2019). Dengan mengikuti perkembangan pelaksanaan ritual yang masih terus diselenggarakan dan dihidupi oleh masyarakat pendukungnya, tampak ada dinamika yang dipandang perlu disampaikan kepada masyarakat, ilmuwan, dan pemerhati budaya Banyuwangi. Hal itu mendorong tim penulis buku untuk mengembangkan secara khusus pelaksanaan ritual agraris dan bahari yang ada di Banyuwangi. Ritual berbasis budaya agraris, yaitu Seblang Olehsari, Seblang Bakungan, Keboan Aliyan, Kebo-keboan Alasmalang, dan Barong Ider Bumi Desa Kemiren hingga saat ini masih terus dihidupi oleh masya- rakat pendukungnya. Hasil observasi dan partisipasi yang dila kukan dalam sepanjang perjalanan penelitian menunjukkan bahwa dalam setiap pelaksanaan ritual disertai dengan memanjatkan doa yang dilakukan secara Islam. Sementara itu, Bupati Banyuwangi dalam kesempatan pelaksanaan ritual juga memberikan santunan kepada anak-anak yatim yang merupakan realisasi dari ajaran agama Islam. Doa yang disampaikan sesuai dengan ajaran agama menunjukkan bahwa masyarakat menempatkan agama sebagai superordinat yang menyatukan masyarakat dan menempatkan Tuhan Yang Maha Esa sebagai kekuatan yang utama dan sumber keselamatan manusia. Sementara itu, kewajiban adat melaksanakan ritual menjadi repre- sentasi yang menunjukkan identitas budaya masyarakat. Pemerintah dan masyarakat Banyuwangi menempatkan ritual sebagai peristiwa budaya yang ditempatkan dalam agenda budaya yang disatukan dalam Calender Banyuwangi Festival (CBF). Kalangan masyarakat dan birokrat Banyuwangi kenunjukkan keakraban dengan istilah B-Fes, yang merupakan akronim dari Banyuwangi Festival. Tahun 2020 ini B-Fes berisi 123 agenda kegiatan budaya.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherYogyakarta: Cantrik Pustakaen_US
dc.subjectRitual Agaris dan Baharien_US
dc.subjectAgrarisen_US
dc.subjectBaharien_US
dc.subjectRitualen_US
dc.titleRitual Agraris dan Baharien_US
dc.typeBooken_US
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI0110201#Sastra Indonesia-
dc.identifier.nidnNIDN0010116605-
dc.identifier.nidnNIDN0015086905-
Appears in Collections:LSP-Books

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
F. IB_Buku Teks_Novi Anoegrajekti_Ritual Agraris dan Bahari.pdf3.23 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.